Toraja Utara, DKPP – Anggota DKPP, Prof. Teguh Prasetyo menyesalkan banyaknya insiden perpecahan di Indonesia yang disebabkan oleh pemilu/pemilukada. Menurutnya, demokrasi dan pemilu seharusnya menjadi alat dan kekuatan pemersatu masyarakat, bangsa, dan negara.
Hal tersebut disampaikan dalam kegiatan Penguatan Kode Etik dan Perilaku Penyelenggara Pemilu Lingkup KPU Kabupaten Toraja Utara dan Tana Toraja Dalam Persiapan Pemilu dan Pemilihan Serentak Tahun 2024.
“Justru dengan adanya pemilu kita harus bersatu, bukan terpecah belah. Pemilu ini harus mempersatukan semua lapisan masyarakat,” ungkap Prof. Teguh pada Jumat (10/12/2021) di Aula Kantor KPU Kab. Toraja Utara.
Guru Besar Universitas Pelita Harapan (UPH) menambahkan perpecahan yang diakibatkan oleh pemilu maupun pemilukada jauh dari nilai-nilai luhur yang terkandung dalam filsafat pemilu. Meliputi nilai ketuhanan, kemanusian, dan lainnya.
Selain menyoroti perpecahan, Prof. Teguh juga menyesalkan kontestasi pemilu dan pemilukada kerap mengoyang nilai keberagaman yang menjadi dasar berdirinya Indonesia sebagai sebuah negara.
“Silahkan berkontestasi, tapi jangan merusak nilai keberagaman. Perbedaan itu sebuah anugerah dan keindahan, jangan digoyang dan dirusak hanya untuk mendapatkan suara,” sambungnya.
Dalam kesempatan ini, Prof. Teguh Prasetyo juga mengingatkan untuk menjadikan filsafat pemilu sebagai fondasi etika bagi penyelenggara pemilu di Kabupaten Toraja Utara dan Kabupaten Tana Toraja.
Kontestasi pemilu nasional dan pemilukada serentak 2024 yang akan datang diyakini akan terjadi berbagai macam benturan serta konflik kepentingan, salah satunya mengincar para penyelenggara pemilu.
“Saudara sebagai penyelenggara tidak berpegang pada etika kepemiluan dan filsafat pemilu, gampang digoda dan dirayu. Oleh karena itu jadikan ini sebagai fondasi bagi anda semua,” pungkasnya. (Humas DKPP)