Denpasar, DKPP – Anggota Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP), Prof. Teguh Prasetyo mengatakan seluruh tahapan tahapan Pilkada Serentak 2020 memiliki potensi terjadinya kecurangan.
Terlebih perhelatan Pilkada Serentak 2020 dilakukan dalam kondisi tidak normal yakni di tengah-tengah pandemi Covid-19. Hal itu disampaikan dalam Ngetren Media: Ngobrol Etika Penyelenggara Pemilu Dengan Media di Denpasar, Bali, pada Senin (16/11/2020) malam.
Untuk menghindari potensi kecurangan dan menyiasati kondisi ketidaknormalan tersebut, Prof. Teguh kembali mengingatkan penyelenggara pemilu untuk berpijak pada filsafat pemilu yang dijabarkan dari nilai-nilai Pancasila.
“Filsafat pemilu ini pijakan sekaligus fondasi bagi penyelenggara pemilu untuk menjalankan pilkada di masa ketidaknormalan dan banyak potensi kecurangan,” ungkap Prof. Teguh.
Pijakan dan fondasi filsafat pemilu, sambung Prof. Teguh, harus dimiliki setiap individu penyelenggara pemilu. Ini sebagai modal utama agar tidak mudah goyah dan tergoda selama menjalankan tugas pokok dan fungsinya.
“Penyelenggara harus punya daya tahan agar tidak gampang tergoda, harus punya satu pijakan. Inilah sebagai tanggung jawab kami di DKPP yang besar. Bagaimana membangun suatu pijakan filsafat bagi penyelenggara pemilu,” pungkasnya.
Pada kesempatan yang sama, Tim Pemeriksa Daerah (TPD) Provinsi Bali Ketut Udi Prayudi mengingatkan seluruh tahapan Pilkada 2020 perlu diwaspadai baik oleh masyarakat maupun penyelenggara.
“Penyelenggara dan masyarakat harus memantau semua tahapan, mulai dari pemutakhiran data pemilih, pencalonan, kampanye hingga pemungutan dan penghitungan suara,” ujarnya. (Humas DKPP)