Jakarta, DKPP – Majelis Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu mengingatkan Pengadu 1 dan Teradu dalam sidang dugaan pelanggaran kode etik KPU Kepulauan Talaud tadi pagi (19/9) pukul 10.00. Pasalnya, Teradu dan Pengadu sama-sama menjadi bahan rujukan keabsahan pengurus partai dari Kesbanglinmas setempat. “Memverifikasi keabsahan partai politik bukan lagi ke Kesbanglinmas tapi Kemenkumham. Kesbanglinmas tidak boleh dijadikan rujukan. Jangan dibalik lagi ke zaman orde baru,” kata ketua majelis Saut H Sirait.
Dalam sidang kali ini, Pengadu 1 Noldi Tuwoliu, Pengadu 2, Handi P Poap kuasa dari Eben Heaser Sasea dan Pengadu 3 Bastian Noor Pribadi. Pihak Teradu, Melky Buatasik, TH Pinilas, Mexny Amaroba, Magdalena Anaada. Selaku ketua majelis Saut H Sirait dan anggota majelis Nur Hidayat Sardini serta Valina Singka Subekti
Sebagaimana pokok pengaduan No.102/DKPP-PKE-II/2013, KPUD Kepulauan Talaud telah melakukan pleno penetapan calon bupati dan wakil bupati dalam Pemilukada Bupati dan Wakil Bupati Kepulauan Talaud Tahun 2013 yang diusung oleh PPRN. Menurut Pengadu, kepengurusan yagn dinyatakan sah oleh Teradu seharusnya tidak sah.
Pengadu 1 menyerahkan bukti kepengurusan melalui surat keterangan terdaftar di Kesbanglinmas dengan No.210/174/Kesbang Pol dan Linmas Pemkab Kepulauan Talaud. Dalam surat tersebut Ketua DPC PPRN Kepulauan Talaud atas nama ketua Fredy Ridwan Soleman Tuwoliu dan sekretarisnya Korpri Awulle terdaftar di kesbanglinmas setempat. Sedangkan Teradu menyodorkan bukti kepengurusan DPC PPRN dengan No. 210/165/Kesbang Pol dan Linmas Pemkab Kepulauan Talaud. Dalam surat tersebut menyebutkan bahwa ketua DPC PPRN Kabupaten Kepulauan Talaud atas nama Sri Wahyuni Maria Manalip dan sekretaris Ekslesia Puansalaing juga terdaftar di Kesbanglinmas setempat. (ttm)