*** Dosen Bisa Tak Lagi Dibutuhkan
Lombok, Unram– Prof Dr Jimli Asshiddiqie menyarankan agar mahasiswa menggali ilmu di internet. Dari sana, sumber segala sumber ilmu.
"Banyak sekali ilmu-ilmu dan teori hukum di internet. Misalnya, lihat di google, search engine, kata impeachment. Maka ratusan bahkan bisa sampai jutaan informasi dan teori tentang impeahment. Asal kita rajin membacanya. Tak perlu jauh-jauh harus ke kampus atau perpustakaan, cukup diakses di kamar mandi saja. Kita bisa menghasilkan ilmu," guru besar hukum tata negara di Universitas Indonesia di hadapan ratusan mahasiswa program doktor, master dan S 1 Universitas Mataram, di Hotel Jayakarta, Lombok, Rabu (2/10) pukul 20. 00 WIT.
Sehingga, lanjut ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu, dalam bukunya The Future of Law, sekolah-sekolah ilmu hukum termasuk para lawyer diprediksi tidak akan dibutuhkan lagi. Karena peraturan-peraturan dan kaitan dengan teori ada di internet. Setiap orang bisa mengakses.
"Seorang investor asing misalnya dari Kanada, ingin berinvestasi di kota Bima. Apabila ia berkonsultasi ke lawyer lulusan Harvard atau konsultan hukum ternama akan membutuhkan waktu minimal satu sampai dua minggu itu juga belum tentu lengkap. Selain itu membutuhkan biaya yang sangat mahal. Akan tetapi, si investornya ini punya staf yang lulusan STM- itu pun tidak lulus. Tetapi dia suka membaca tentang hukum di internet, lalu dia searching di internet tentang kota Bima, dan akhirnya menghasilkan keputusan yang baik. Maka selesai sudah, si investor tak perlu bayar mahal-mahal cari konsultan," kelakarnya disambut tertawa hadirin.
Menurut dia, sekarang dosen pun bukan lagi sumber ilmu pengetahuan. Apalagi bila dosennya yang gagap teknologi (gaptek). Dosen yang seperti itu, akan kalah dengan mahasiswanya yang rajin membuka internet.
"Sekarang, tak perlu lagi dosen. Jadi dosen itu jangan sombong. Sehebat-hebatnya dosen, masih kalah jauh dengan internet. Fungsi dosen sekarang adalah sebagai pemimpin. Seorang pemimpin itu mengarahkan," jelas pria yang sudah menghasilkan karya sekitar empat puluh buku itu disambut ketawa para mahasiswa. (ttm)