Jakarta, DKPP-
Anggota Dewan Kehormatan
Penyelenggara Pemilu (DKPP), Saut Hamonangan Sirait
menilai bahwa pimpinan KPU dan Bawaslu RI periode 2017-2022 bukanlah orang baru
dalam dunia kepemiluan. Meskipun demikian, menurutnya tantangan yang akan
dihadapi mereka ke depan akan lebih besar karena adanya keserentakan dalam penyelenggaraan
Pileg dan Pilpres. Pertama tentang Daftar Pemilih Tetap (DPT), yang sejak dulu
menjadi persoalan besar dalam dunia kepemiluan.
“DPT dari dulu menjadi
persoalan besar, E-KTP dibentuk dalam rangka membantu pemuktahiran DPTâ€,
ujarnya.
Tantangan kedua,
membangun hubungan psikologis untuk mengurangi tensi-tensi emosi pada Pileg dan
Pilpres ke depan. Dengan terjalinnya hubungan psikologis yang baik, menurutnya
akan membawa pada suasana damai dalam masyarakat dan dapat mengurai hal-hal
yang mendatangkan ketegangan.
“Sikap dari
penyelenggara akan benar-benar diuji. Tidak hanya terkait apakah mereka
berpihak atau tidak. Namun bagaimana mereka memulai keindahan relasi, baik di
internal maupun ke Komisi II, kepada partai-partai, serta masyarakat yang aktif
sebagai pegiat pemilu,†kata Saut.
Pada Pilkada DKI
putaran ke II, DKPP telah mengusulkan untuk memberikan ruangan kepada kedua
pasangan calon di kantor KPU DKI. Ini bertujuan agar komunikasi dapat berjalan
dengan baik antara penyelenggara dengan peserta.
“Kedepan, hal
yang sama bisa juga dilakukan. Disediakan ruangan bagi peserta, partai politik,
bahkan pemantau. Kantor bersama ini nanti akan mengurangi adanya ketegangan-ketegangan
dan cepat menyelesaikan persoalan,†imbuhnya.
Hal ini
disampaikan Saut dalam acara talkshow di TVRI pada program dialog “Realitas
Politikâ€, Senin (10/4). Turut menjadi narasumber, hadir Zainudin Amali selaku Ketua Komisi II DPR RI dan Titi Anggraini Direktur Eksekutif Perludem. (Foto dan
Berita: Irmawanti)