Ternate, DKPP – Anggota Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) DR. Nur
Hidayat Sardini mengatakan Pemilu pada zaman orde baru merupakan Pemilu yang
bersifat formalitas dan hanya untuk melanggengkan kekuasaan. Pemilu seperti
dagelan, karena hasilnya sudah bisa diketahui pemenangnya.
“Pemilu sekarang tidak bisa ditebak,†katanya saat menjadi
narasumber dalam acara Sosialisasi Penegakan Kode Etik Penyelenggara Pemilu
dengan tema Dalam Rangka Penegakan Kode Etik Pelaksanaan Pilkada di Provinsi
Maluku Utara dan Maluku, di Hotel Vellya, Jalan Tegak Lurus Kota Ternate,
Selasa (3/11) pukul 14.00 WIT.
Kegiatan sosialisasi setengah hari ini diikuti oleh seluruh
penyelenggara Pemilu KPU Kabupaten/Kota yang akan melaksanakan Pilkada serentak
di tahun 2015 di Provinsi Maluku dan Provinsi Maluku Utara, masing-masing
ketua dan anggota KPU Provinsi Maluku dan Bawaslu Provinsi Maluku dan KPU
Provinsi Maluku Utara dan Bawaslu Maluku Utara.
Sardini menambahkan, pada zaman orde baru tidak sembarang orang bisa menjadi
penyelenggara. Untuk menjadi ketua Lembaga Pemilihan Umum itu adalah menteri
dalam negeri. Sedangkan menjadi ketua Panitia Pemilihan Daerah itu gubernur
dengan pelaksana harian kadisospol, begitu juga tingkat kabupaten, para
elit-elit penguasa.
“Nah, seandainya saudara di jaman Orde Baru, posisi Saudara
dimana? Saudara tidak di mana-mana. Saudara hanya jadi penonton,†katanya. Sekarang, lanjut Ketua Bawaslu RI
periode 2008-2011 itu, sekarang para peserta yang hadir ini adalah pejabat,
meski sebagai seorang penyelenggara Pemilu baik Panwas atau pun KPU.
“Dulu, jabatan atau posisi strategis itu sangat eksklusif. Hanya
orang-orang yang dekat dengan penguasa, hanya komprador-komprador yang mengisi
jabatan apalagi jabatan strategis. Zaman sekarang siapa saja. Ini adalah berkah
reformasi. Untuk itu, Anda harus bersyukur. Anda mesti bekerja dengan baik dan
penuh tanggung jawab, †ujarnya. [Teten Jamaludin]