Jakarta, DKPP – Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP), Prof. Muhammad memberikan penjelasan terkait arahannya kepada jajaran Sekretariat DKPP yakni Budaya Lima Prinsip Kerja DKPP yang disampaikan usai ditetapkan sebagai ketua definitif, Jumat (17/4/2020) lalu.
Dalam rapat koordinasi terbatas (rakortas) dengan seluruh anggota dan jajaran Sekretariat DKPP pada Kamis (23/4/2020), Prof. Muhammad menguraikan Budaya Lima Prinsip Kerja yakni kerja tulus, kerja cerdas, kerja fokus, kerja keras dan kerjasama
“Pimpinan DKPP berharap, intinya agar seluruh keluarga besar DKPP saling menguatkan terutama di masa pandemi COVID-19 ini,” Prof. Muhammad mengawali penjelasannya.
Budaya Lima Prisip Kerja tersebut adalah pertama, kerja tulus. “Prof. Teguh selalu mengingatkan kita untuk tulus dengan niat yang baik, bekerja demi bangsa dan negara, untuk lembaga ini. Hindari bahkan hilangkan ‘hitung-hitungan’ manusiawi. Saya jadi ini akan dapat apa atau saja menjadi ini akan disebut apa dan seterusnya,” kata Muhammad.
“Jadi kita terus aja bekerja dengan apa yang menjadi pemikiran kita. Biarlah urusan Tuhan kita untuk mengatur hal-hal lain yang memang di luar kemampuan kita. Pokoknya bekerja baik saja tegak lurus saja’” lanjutnya.
Kedua, kerja cerdas. Artinya setiap entitas yang ada di DKPP tahu apa yang menjadi tugas pokok dan fungsi masing-masing. “Persidangan tahu, pengaduan tahu, Pak Ses (Sekretaris DKPP, Bernad Dermawan Sutrisno-red) tahu, komisioner tahu. Kita harus jadi orang-orang yang cerdas. Yang paling bisa memahami tupoksi DKPP harusnya ya orang DKPP sendiri, tanpa menafikan misalnya bahwa pemahaman atau pengetahuan orang tentang DKPP,” sambungnya.
Prof. Muhammad ingin seluruh jajaran Sekretariat DKPP menjadi lokomotif yang bisa memberikan pemahaman tentang lembaga DKPP dan bagaimana kinerjanya. Hal tersebut sekaligus harus terwujudkan dalam bentuk sikap dan perilaku. “Kita sudah membungkus diri kita dengan kode etik, kita punya kode etik, kode perilaku dan itu sejatinya memang harus menjadi bagian dari setiap detik waktu kita berbakti di DKPP,” lanjutnya.
Ketiga, kerja fokus. “Hindari menduakan karena sesuatu apapun kalau diduakan pasti tidak enak, apapun itu baik juga pekerjaan atau orang. Harus fokus, pokoknya Bismillah. Allah sudah menakdirkan kita. Mudah-mudahan sampai pada batas waktu yang sudah menjadi garis tangan. Kita fokus saja kepada tugas kita, tugas-tugas sampingan itu tentu harus dikelola secara baik dan jangan sampai mengganggu fokus di DKPP,” jelas Muhammad.
Keempat, kerja keras. “Kita serius dan powerfull dalam bekerja, segenap daya upaya yang ada dioptimalkan supaya mendapatkan hasil yang maksimal,” tegasnya.
Kelima, kerjasama. Menurut Prof. Muhammad kerjasama adalah tantangan yang luar biasa. Melalui kerjasama, DKPP membangun sistem kerja dan sistem kultur kerja yang memungkinkan semua orang belajar dan bisa menghadirkan sebuah performa tugas yang baik.
“Jadi tidak boleh ada anggapan bahwa karena saya, karena ketua, karena komisioner atau karena sekretaris. Kita membangun sistem. Nanti, Insyaallah jika kusnulkhotimah, tahun 2022 periode DKPP yang sekarang akan berakhir. Nah, mudah-mudahan jika kita tinggalkan DKPP ini dengan legacy system yang baik, maka siapapun yang masuk nanti akan menyesuaikan,” tambahnya.
Di akhir penjelasannya Prof. Muhammad berpesan seluruh jajaran DKPP tetap optimis di tengah keprihatinan COVID-19. “Kita harus selalu optimis, mudah-mudahan semua ujian ini akan berakhir. Saya percaya, sebagaimana teman-teman agama lain bahwa kekuatan doa itu bisa mengalahkan segalanya. Kekuatan doa itu bisa menghilangkan sesuatu yang tidak pernah kita pikirkan. Ketika kita pegang itu sambil tetap berikhtiar dan mengikuti panduan pemerintah serta jangan lupa selalu berdoa setiap waktu dan kesempatan,” harapnya.
Prof. Muhammad juga menyampaikan salam dan mendoakan keluarga besar DKPP dalam kondisi sehat. “Semoga DKPP menjadi rumah kedua yang nyaman dan semua dapat berinteraksi nyaman gembira,” pungkasnya. [Humas DKPP]