Jayapura, DKPP – Minimnya honor yang diterima oleh penyelenggara pemilu tidak dapat dijadikan alasan untuk melanggar Kode Etik Penyelenggara Pemilu (KEPP). Hal ini disampaikan Anggota Dewan Kehormatan Penyelanggara (DKPP), Dr. Alfitra Salamm kepada puluhan penyelenggara Pemilu se Provinsi Papua di Kota Jayapura, Kamis (14/3/2019).
Pesan ini diungkapkan Alfitra saat menjadi pembicara dalam acara Pendidikan Etik Penyelenggara Pemilu yang diikuti oleh ratusan penyelenggara pemilu se Provinsi Papua. “Bapak dan ibu harus menerima konsekuensi dari pekerjaan ini, jangan sampai menggadaikan diri,” pintanya.
Sebelumnya, Alfitra menanyakan tentang alasan banyaknya pelanggaran KEPP di Provinsi Papua. “Pelanggaran kode etik di provinsi ini termasuk yang tertinggi di Indonesia,” jelas Alfitra.
Setelah mendengar kisah dari beberapa peserta kegiatan, diketahui minimnya honor merupakan salah satu faktor di balik maraknya pelanggaran KEPP di Papua.
Alfitra menegaskan, para penyelenggara pemilu merupakan manusia langka yang jauh kemerdekaannya. “Karena telah terbelenggu oleh tugas dan fungsi,” jelas Alfitra bernada membesarkan hati dan memotivasi para penyelenggara pemilu di Papua.
Alfitra pun berharap, para peserta pendidikan etik dapat mengatasi persoalan ini guna menekan angka pelanggaran KEPP. Diakui bahwa uang memang jadi persoalan, tapi uang bukanlah segalanya. “Saya ingin hal-hal yang berkaitan dengan pelanggaran kode etik dianggap sebagai tantangan,” pinta Alfitra.
Menurut Alfitra, penyelenggara pemilu merupakan sebuah profesi yang mengedepankan kepercayaan masyarakat. “Takkan terlihat latar belakang atau nama besar perorangan dari penyelenggara Pemilu,” urai Alfitra
Menurutnya, masyarakat hanya akan melihat apakah para penyelenggara pemilu dapat dipercaya atau tidak untuk menyelenggarakan pemilu. “Karena kalau bapak dan ibu tidak dipercaya, bagaimana pemilu ini dapat dipercaya?” selorohnya.
Hal itulah yang menurut Alfitra melandasi kehadiran DKPP. DKPP bertugas untuk menjaga penyelenggara pemilu. “Kami hanya mengeluarkan orang yang tidak pantas saja,” tutup Alfitra.
(Wildan-MS)