Jakarta, DKPP – Tim Pemeriksa Daerah (DKPP)diharapkan tidak hanya memahami akan tugas dan fungsinya melainkan juga turut menyebarkan manfaat Pemilu. Jangan ada golput. TPD harus ikut mengkampanyekan untung ruginya golput. Jangan disia-siakan. Ukuran sepuluh menit menentukan negara ini. Mengorbankan waktu selama sepuluh menit belum seberapa jika dibandingkan dengan founding father yang telah mengorbankan jiwa dan raganya. Kampanyekan agar mereka ke kotak suara. Soal pilihan itu urusan masing-masing.
Demikian disampaikan oleh Ketua DKPP Harjono dalam pembukaan Rapat Koordinasi dan Pengukuhan Tim Pemeriksa Daerah Periode 2019-2020 di Jakarta pada Jumat (4/5/2019) malam. Kegiatan ini dihadiri oleh anggota DKPP Prof Muhammad, Prof Teguh Prasetyo, Ida Budhiati, Alfitra Salam, Fritz Edward Siregar, Hasyim Asy’ari. Hadir pula anggota calon Tim Pemeriksa Daerah baik dari unsur KPU, Bawaslu, dan masyarakat yang akan dikukuhkan besok. Dari sekretariat yang hadir Gunawan Suswantoro, Sekjen DKPP, Bernad D Sutrisno, kepala Biro Administrasi DKPP, dan tenaga ahli serta pejabat struktural dan staf di lingkungan sekretariat Biro Administrasi DKPP.
Harjono berpendapat bahwa sistem demokrasi adalah sistem yang terbaik dibandingkan dengan sistem yang lain. Melalui sistem demokrasi, memberikan kesempatan untuk berkumpul, berserikat, dan pergantingan kekuasaan secara berkelanjutan, memberikan kesempatan yang sama terhadap semua warga negara. “Bila bukan sistem demokrasi, setiap golongan akan menawarkan golongannya. Sistem demokrasi melalui sistem Pemilu bisa menjadi faktor integratif. Faktor mempersatukan,” katanya.
Harjono pun berpesan agar Tim Pemeriksa Daerah merupakan bagian dari penyelenggara Pemilu. Untuk itu, TPD diharapkan turut menjaga kepercayaan publik. “Pemilu ini mahal, melibatkan banyak stake holder. Tidak hanya rupiah, tapi ada biaya sosial dan politik yang mungkin terjadi. Untuk itu, mari sukseskan Pemilu dengan menjaga kepercayaan publik ini,” katanya. [Teten Jamaludin]