Palu,
DKPP – Kematian akan menjemput setiap umat manusia.
Untuk itu, tidak perlu takut akan kematian. “Kematian adalah berkah. Kita
akan bertemu dengan pemilik nyawa ini. Bukankah kita merindukan bertemu dengan
Sang Khalik,†kata Anggota Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu Saut H Sirait
saat menjawab salah seorang penanya dalam acara Focus Group Disscusion
Mewujudkan Pilkada Serentak yang Berintegritas di Provinsi Sulawesi Tengah, di
kelas B, Jumat, ( 20/11).
Peserta
kelas B: KPU dan Panwas Kota Parigi Moutong, KPu dan Panwas Kota Banggai, KPU
dan Panwas Banggai Kepulauan, KPU dan Panwas Kabupaten Poso, KPU dan Panwas
Sigi, KPU dan Panwas Morowali, serta KPU dan Panwas Kabupaten
Morowali Utara.
Salah
seorang peserta FGD menyampaikan bahwa menjadi seorang penyelenggara Pemilu
rawan diteror. Apalagi bila ada bakal paslon yang tidak diloloskan menjadi
peserta Pemilu. Nyawa bisa menjadi taruhannya.
Sementara
itu Saut H Sirait bercerita bahwa pengalamannya terkait dengan teror yang
pernah dialami belum lama ini. Teror tersebut terjadi ketika ada penyelenggara
Pemilu dari salah satu kabupaten di Provinsi Papua yang
diberhentikan. Teror tersebut berisi ancaman pembunuhan terhadap semua
anggota DKPP yang berada di Papua. Saut pada waktu itu berada di Papua.
Kepolisian setempat hendak mengevakuasi di tempat di mana dia menginap. Namun dirinya
menolak. “Saya wakafkan diri saya kepada bangsa dan negara,†katanya.
Ternyata,
lanjut dia, ancaman itu tidak terjadi. “Saat ini bisa bertemu dengan bapak dan
ibu di tempat ini,â€katanya. Jadi, lanjut dia, sebagai penyelenggara
Pemilu mengabdi kepada negara. Tujuannya untuk mencari kemuliaan. “Jangan takut
mati,†tutup Saut. [Teten Jamaludin]