Jayapura, DKPP- Anggota Dewan
Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) Prof Teguh Prasetyo menegaskan bahwa
pelaksanaan Pemilu tidak hanya berintegritas tapi juga harus bermartabat, Kamis
(1/2). Hal itu disampaikannya dalam kegiatan seminar bertema “ Peran DKPP Dalam
Penyelenggaraan Pemilukada Damai dan Bermartabat Tahun 2018†yang diselenggarakan
oleh panitia Hari Pekabaran Injil (HPI) di Tanah Papua ke 163 tahun.
“Pemilu tidak hanya berintegritas
tapi juga bermartabat. Bermartabat berarti suara rakyat suara tertinggi. Pemilu
juga harus mandiri, tidak ada intervensi dari siapapun. Adil, akuntabel,
profesional yaitu adanya kepastian,†kata Prof Teguh.
Lebih jauh dijelaskan bahwa DKPP
memiliki peran strategis. Peran strategis itu ialah menegakkan kode etik
penyelenggara pemilu. Penegakkan kode etik penyelenggara pemilu bertujuan agar
asas-asas pemilu bisa berjalan dengan baik sesuai dengan amanatnya. Dia juga
menegaskan bahwa penyelenggara pemilu perlu memiliki sikap sesuai dengan
asas-asas pemilu agar dalam menjaga suara rakyat bisa terselenggara dengan baik.
“Kode etik penyelenggara pemilu
harus berorientasi pada asas integritas, artinya jujur. Pemilu juga harus
mandiri, tidak ada intervensi dari siapapun. Adil, akuntabel, profesional yaitu
adanya kepastian. Penyelenggara pemilu perlu memiliki sikap-sikap ini supaya
menjaga suara rakyat bisa terselenggara dengan baik. Apabila penyelenggara
pemilu tidak memenuhi syarat-syarat itu, bisa mengadukan ke DKPP. Kemudian DKPP
memeriksa dahulu kemudian sidang jika memenuhi syarat,†lanjutnya.
Prof Teguh juga menyampaikan
bahwa kasus pelanggaran pemilu paling banyak terdapat di Papua. Sehingga ia
mengajak peserta yang hadir dalam kegiatan tersebut untuk menciptakan demokrasi
yang bermartabat, yakni demokrasi yang memanusiakan manusia.
“Manusia punya jiwa, demokrasi
juga punya jiwa. Jiwanya itu adalah pergantian pemimpin yang dilaksanakan
secara fair, melibatkan semua masyarakat. Jangan dinodai dengan
isu-isu,†pungkasnya.[Irmawanti/Austin]