Jakarta,
DKPP- Anggota Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) Valina Singka
Subekti mengingatkan agar penyelenggara Pemilu ekstra hati-hati dengan
penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2015. Alasannya, pertama
Pilkada 2015 yang dilaksanakan secara serentak ini baru pertama kali di
Indonesia. Kedua, kompetisi di Pilkada jauh lebih keras dibanding dengan Pemilu
lainnya.
Nature
dari kompetisi itu kan tidak ada yang mau kalah. Dan di Pilkada ini
kompetisinya lebih tinggi, ujar Valina dalam Rapat Koordinasi Tim
Pemeriksa Daerah DKPP di Jakarta, Rabu (24/6/2015).
Kerasnya
kompetisi di Pilkada, menurut Valina, tidak lepas dari faktor biaya yang
dikeluarkan seorang kandidat. Berdasarkan pengalaman, misalnya di Pilkada
Gubernur Jatim, seorang kandidat bisa menghabiskan biaya kurang lebih Rp 1
triliun.
Dapat
dibayangkan orang yang sudah mengeluarkan biaya besar tidak terpilih. Apalagi
selisih suaranya tidak jauh, urai Anggota KPU 2004-2007 itu.
Dengan
kondisi seperti itu, dosen Ilmu Politik Fisip UI tersebut mengaskan agar
penyelenggara Pemilu betul-betul memahami tata kelola pemilu. Mulai dari
perundang-undangannya, peraturan, sampai juklak juknisnya.
Dalam
pandangannya, terkait Pilkada serentak sudah menimbulkan persoalan. Dimulai
dari tarik menarik antara DPR dan pemerintah, apakah diselenggarakan pada 2015
atau 2016.
Tarik
menarik itu berakibat PKPU dan Perbawaslu terlambat. Juga terkait kesiapan
anggaran. Sampai saat ini masih ada daerah yang Panwasnya belum menandatangani
NPHD (naskah perjanjian hibah daerah), terang dia.
Penulis: Arif Syarwani
Foto: Irmawanti
Editor: Arif Syarwani