Semarang, DKPP – Jika hari ini tidak ada “coblosan”, maka orang-orang yang melewati jalan ini akan mengira ada warga yang sedang menggelar “jagong manten” – istilah yang oleh masyarakat Semarang artinya sama dengan resepsi, hajatan atau sebuah pesta pernikahan.
Bagaimana tidak, tempat yang terlihat seperti setting untuk acara pernikahan ini ternyata adalah Tempat Pemungutan Suara (TPS). TPS 09 yang berlokasi di Jalan Medoho Seruni RT/RW:02/04 Kel Sambirejo Kecamatan Gayamsari ini termasuk salah satu TPS unik di Kota Semarang dengan mengusung konsep Tempat Pesta Pernikahan.
Bu Mimin misalnya, petugas kepolisian yang sedang keliling patroli ini mengatakan, “Kalau ngga ada tulisan TPS 09 saya ngga ngira tempat ini adalah TPS mbak, soalnya mewah banget, persis seperti tempat mantenan,” katanya.
Memasuki lokasi TPS 09, warga disambut oleh petugas KPPS sebagai “penerima tamu”. Mereka berseragam “beskap”, lengkap dengan blangkonnya. Rangkaian bunga hias warna-warni, melengkung, dengan tulisan selamat datang menjadi pintu bagi warga yang akan masuk ke tempat petugas KPPS mendaftarkan nama mereka.
Di dalam TPS suasana mewah terlihat jelas, langit-langit tenda yang tinggi dipadukan dengan lampu gantung artistik, kemudian kombinasi antara kain satin aneka warna, patung Kuda, patung Angsa, ornamen “gunungan wayang” di kanan kiri, tiang yang dibalut jalaran bunga, hingga air mancur membuat TPS ini semakin menarik.
Tempat pelaminan pun tidak kalah indahnya. Ada semacam “gebyok” – latar belakang berukir, tempat biasanya mempelai bersanding didampingi kedua orang tua mereka. Nah, di TPS ini memang tidak ada mempelai yang bersanding tetapi empat buah bilik suara yang dijejerkan.
Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) Sambirejo, Admaji saat dijumpai Humas DKPP mengatakan, pembuatan TPS ini merupakan kesepakatan warga. “Dengan suasana nyaman diharapkan partisipasi warga untuk mencoblos semakin tinggi. Kita ‘nyengkuyung bareng’ (gotong royong) karena ini pesta demokrasi ya, jangan sampai kita golput,” katanya, Rabu(17/4/2019).
Ketika ditanya berapa biaya yang dialokasikan untuk membuat TPS serta operasional saat pencoblosan, Atmaji tergelak. “Kira-kira ‘rong puluh yuto’(dua puluh juta-red) mbak. Niku estimasi njih, ( ini estimasi ya – red), mulai awal membuat TPS, konsumsi dan ‘umborampenya’ (sarana dan prasarana-red),” Atmaji dengan dialek Semarangan.
Suasana nyaman diharapkan membuat para pemilih merasa senang. Ini yang dirasakan saat Humas DKPP mengunjungi TPS tersebut. Tak hanya bernuansa mewah dan sejuk, warga yang akan memilih di TPS 09 ini juga tidak perlu repot membawa makanan atau minuman karena pihak panitia TPS sudah menyediakan makanan bagi para pemilih.
“Disediakan juga makanan dan minuman bagi warga yang akan memilih di sini. Soto Semarang dan soft drink” kata Naura, salah seorang warga pemilih.
Atmaji menambahkan, jumlah pemilih di TPS ini mencapai 285 orang. Dengan banyaknya jumlah pemilih tersebut sudah sewajarnya mereka dijamu dengan baik layaknya menghadiri pesta pernikahan. “Tentu saja warga yang hadir di TPS ini tidak perlu memasukkan amplop sumbangan ke dalam kotak tetapi hanya memasukkan surat suara yang telah dicoblos ke dalam kotak suara sesuai dengan warna untuk masing-masing pemilihan,” tutupnya [Dio_Foto: Irma]