Jakarta, DKPP- Ruang sidang DKPP kacau, kali ini berlangsung sidang chaos. Sejumlah peserta sidang teriak-teriak. Mereka tak puas dengan Putusan majelis. Mereka mengancam panel sidang. Di antara peserta sidang ada yang merebut mike dan papan nama sidang. Namun dua Sekuriti sigap mengamankan benda-benda yang bisa melayang dan dinilai membahayakan tersebut. Petugas pengamanan mengunci pintu jalur keluar.
Melihat kondisi tersebut, Ketua majelis langsung menutup sidang. Ketua dan dua anggota majelis bergegas meninggalkan ruang sidang.
Begitulah simulasi pengamanan persidangan yang gelar oleh Pengamanan Dalam (Pamdal) Bawaslu, Senin (23/12). Usai mengamankan ruang persidangan mereka juga menyimulasi pengamanan cara keluar gedung melalui tangga darurat untuk hakim majelis.
Menurut M Taslim, koordinator Pamdal Bawaslu, simulasi ini bertujuan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan yang terjadi baik dalam persidangan maupun di luar sidang, terutama dari aspek keamanan. Dia mencontohkan, mengamankan dan pelolosan majelis hakim pada saat sidang, pelolosan anggota hakim terjepit di dalam .gedung
Simulasi ini dilakukan dengan metoda yang sudah terstandarisasi. "Kami terapkan cara-cara pengamanan terstandar nasional," kata pria yang mengaku pernah bertugas melakukan pengamanan dari Sabang sampai Merauke itu.
Dia mengatakan, diharapkan dengan simulasi ini para personelnya terlatih dan sigap. "Kami jaga-jaga. Pencegahan itu wajib disiapkan," ungkap pria kelahiran Makasar yang mengaku pernah bertugas di Libanon itu.
Adapun personel pengamanan di lingkungan Bawaslu sebanyak 20 personel. Sementara untuk pengamanan dalam persidangan dibutuhkan 5 orang. "Maksimal untuk pengamanan persidangan itu 6 orang plus dibantu oleh pihak kepolisian," tutup bapak dari dua anak itu. (ttm)