Jakarta,
DKPP –
Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) Prof. Jimly
Asshiddiqie,
Rabu (9/7) pukul 08.15 WIB memberikan hak suaranya di TPS 21
Kelurahan Pondok Labu, Jakarta Selatan yang berjarak
sekitar 100 meter dari kediamannya.
Usai
mencoblos, mantan ketua Mahkamah Konstitusi pertama (2003-2008) ini mengatakan kepada sejumlah wartawan media cetak dan elektronik yang
ikut meliput secara langsung proses pungut hitung suara di TPS 21 terkait pentingnya
peran media massa untuk melakukan pengawasan terhadap proses
penyelenggaraan Pilpres tahun 2014 yang dilaksanakan hari
ini.
Menurut dia peran media menjadi penting hingga pada
tahap rekapitulasi penghitungan suara hingga penetapan perolehan suara.
Guru Besar Hukum Tata Negara Universitas
Indonesia ini juga mengingatkan kepada masyarakat agar tetap tenang menunggu
hasil akhir penghitungan resmi KPU.
Adapun Quickcount
(hitungan cepat) lebih merupakan informasi sementara yang dalam prosesnya juga
pasti terjadi margin of error
sehingga tidak serta-serta masyarakat lalu dijadikan sebagai tolok ukur untuk
memastikan hasil pilpres.
Intinya, masyarakat dan juga semua pemangku
kepentingan supaya menghormati, mentaati, dan mengikuti sistem yang sudah ada
yakni hasil penghitungan akhir KPU lah yang sah.
Kita harus menyerahkan hasil
penghitungan yang betul-betul bisa terpercaya sehingga itulah yang menjadi
cermin suara rakyat yang sesungguhnya.
“Dengan begitu, siapapun yang terpilih jadi
presiden maka itu adalah presiden bagi kita semua. Hal ini sebagaimana yang
telah dikemukakan oleh masing-masing pasangan capres dan cawapres dalam debat
terakhir bahwa akan siap menerima hasil pilpres yang dikehendaki oleh rakyat.
Dengan
demikian, yang diharapkan oleh rakyat setelah penetapan pilpres ini adalah
mengambil langkah-langkah rekonsiliasi. Rekonsolisiasi ini penting sekali
sehingga gesekan-gesekan selama masa kampanye bisa teredamâ€, pungkas
pakar hukum tata negara ini. (ry/dw).