Jakarta, DKPP – Ketua
Bawaslu, Prof. Muhammad, menyampaikan dua poin penting dalam sambutan Perayaan Ulang Tahun Keempat DKPP, Senin
kemarin (13/6).
Pertama, jika ada lembaga
yang paling berbahagia di Republik Indonesia ini, jawabnya ialah Bawaslu.
Mengapa, karena Bawaslu satu atap dengan DKPP. Dekat dalam arti positif, dan
saya patut bangga.
“Dalam sejarah Republik
ini, belum ada sekjen, satu sekjen mengendarai atau mengendalikan dua lembaga
yang masing-masing memiliki posisi sangat luar biasa,†ujarnya.
Mengapa Bawaslu patut
berbahagia? Karena jika Penyelenggara Pemilu mau belajar integritas, selain
belajar dari buku, mereka pun bisa langsung bertemu dengan pengarang bukunya, ada
Prof. Jimly Asshiddiqie, Prof. Anna Erliyana, Pak Nur Hidayat, Bunda Valina,
Pak Saut, dan Ibu Ida, serta Ibu Endang.
“Tidak perlu melihat
bukunya, tapi langsung ketemu dengan penulis buku, mana yang lebih afdhol, pastilah
langsung ketemu dengan para penulisnya. Ini anugerah luar biasa bagi Bawaslu, tidak
perlu jauh-jauh ke toko buku untuk belajar tentang integritas Penyelenggara
Pemilu,†tambahnya.
Yang kedua, menurutnya,
kedekatan inilah yang membawa rahmat tersendiri. Dengan tidak bermaksud
membandingkan dengan KPU, berbicara tentang angka, ternyata yang lebih banyak diberi sanksi KPU.
“Rupanya, hal ini ada
pengaruh karena dekat dengan DKPP.
Ketika ada potensi pelanggaran tinggal tekan lift, langsung nanya, boleh gak ini Prof,
boleh gak ini Bu Anna, dan Alhamdulillah kita selamat dari ancaman DKPP.
Bandingkan dengan teman-teman Imam Bonjol (KPU.red), mesti kena macet dulu di
Bundaran HI, bahkan kadang-kadang belum sampai tetapi sudah selesai sidangnya,â€
candanya. [Nur Khotimah]