Bandung, DKPP – Pemilu dan partisipasi bagai dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan dalam demokrasi. Partisipasi pemilih yang tinggi menjadi kunci serta tolok ukur pemilu berjalan sukses atau tidak.
Anggota Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP), Ratna Dewi Pettalolo menegaskan tanpa partisipasi bukan demokrasi. Karena demokrasi identik dengan partisipasi.
Hal ini disampaikan Ratna Dewi saat menjadi narasumber dalam kegiatan Konsolidasi dan Pelatihan Pemantau Pemilu Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) Provinsi Jawa Barat di Kota Bandung, Sabtu (7/1/2023)
“Demokrasi tanpa partisipasi, itu bukan demokrasi namanya. Demokrasi itu identik dengan partisipasi,” tutur Ratna Dewi.
Partisipasi tersebut bukan sekedar menggunakan hak pilih semata. Tetapi juga aware dengan ikut mengawasi atau mengingatkan manakala proses serta penyelenggara Pemilu dinilai melanggar aturan dan etika.
“Tingkat partisipasi masyarakat dalam pengawasan ini sebenarnya menunjukan semakin tinggi kualitas demokrasi,” lanjut perempuan asal Kota Palu, Sulawesi Tengah ini.
Angka partisipasi yang tinggi, menurut Dewi, juga sebagai legitimasi terhadap pemerintah yang dihasilkan dari Pemilu. Sebaliknya, partisipasi lemah menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat kepada pemerintah.
“Kepercayaan masyarakat yang lemah adalah dampak dari tingkat partisipasi masyarakat rendah. Sekali lagi, partipasi ini ada kunci sekaligus tolok ukur sukses atau tidaknya demokrasi maupun pemilu,” pungkasnya. [Humas DKPP]