Jakarta, DKPP – Anggota Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP), Prof. Teguh Prasetyo menegaskan suksesi kepemimpinan melalui Pilkada Serentak 2020 pada 9 Desember mendatang harus berjalan dengan baik dan bermartabat.
Meski Pilkada Serentak 2020 menganut sistem demokrasi one man one vote, hendaknya tidak memakai cara-cara yang liberal dan kapital, seperti hoaks, adu domba, politik uang, dan sebagainya.
Hal tersebut disampaikan Prof. Teguh dalam Webinar Kopi Susu (Kumpulan Opini Ngobrolin Isu-Isu) dengan tema Pilkada di Tengah Pademi yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan Karawaci, pada Senin (9/11/2020) malam.
“Cara-cara liberal dan kapital harus dihentikan. Suksesi ini proses yang periodik, tertib, damai, dan bermartabat. Kalau tidak ada pilkada bagaimana kita akan mengganti pimpinan, akan sangat sulit,” ungkap Teguh Prasetyo.
Guru Besar Filsafat Hukum ini mengatakan demokrasi bukan tujuan, melainkan alat untuk mencapai tujuan. Meski demikan, demokrasi tidak boleh dibiarkan dalam ruang hampa sehingga dimasuki nilai-nilai liberal dan kapital.
Prof. Teguh menambahkan nilai-nilai kapital dan liberal membuat nilai dan kualitas demokrasi rendah. Sedianya, demokrasi harus diisi dengan nilai-nilai luhur yang dimiliki bangsa Indonesia, yaitu Pancasila.
“Demokrasi yang diisi dengan nilai liberal dan kapital justru menjadi turun kualitas, karena hanya hoaks, adu domba, money politic, saling menjatuhkan saja isinya,” lanjutnya.
Terkait pelaksanaan Pilkada Serentak 2020 yang tinggal hitungan hari, Prof. Teguh meminta penyelenggara pemilu baik itu KPU maupun Bawaslu untuk lebih berhati-hati. Terlebih pilkada diselenggarakan dalam kondisi tidak normal akibat pandemi Covid-19.
“Demokrasi boleh jalan terus di masa pandemi ini, tetapi dengan tetap taat kepada protokol Covid-19. Sehingga kualitas demokrasi kita akan terus meningkat, bukan malah menjadi cluster baru,” pungkasnya. (Humas DKPP)