Jakarta, DKPP – Anggota Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP), Prof. Teguh Prasetyo kembali mengingatkan pentingnya membangun fondasi filsafat kepemiluan dalam pemilu nasional dan pilkada serentak 2024 yang akan datang.
Kontestasi pada pemilu nasional dan pilkada serentak 2024 yang digelar hampir bersamaan dikhawatirkan akan membawa ketidaknormalan, terutama bagi penyelenggara pemilu.
Hal tersebut disampaikan Prof. Teguh Prasetyo saat menyampaikan materi Kontribusi dan Resolusi : Terwujudnya Demokrasi Bermartabat dan Pemilu Berintegritas dalam Rakernas Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI), pada Kamis (28/10/2021) malam.
“Penyelenggara pemilu harus punya pijakan atau fondasi kuat, terutama filsafat pemilu yang dibangun dari jati diri bangsa Indonesia yaitu Pancasila,” ujar Prof. Teguh.
Guru Besar Universitas Pelita Harapan (UPH) yang telah menulis sebanyak44 buku ini meyakini nilai-nilai kapital dan liberal tidak bisa dihindari pada perhelatan pemilu dan pilkada serentak 2024. Salah satunya menyasar penyelenggara pemilu.
Oleh karena itu, filsafat pemilu harus ditanamkan baik secara kelembagaan atau institusi maupun individu penyelenggara pemilu sebagai sumber moral dan pijakan dalam menjalankan tugasnya itu.
Prof. Teguh optimis jika penyelenggara pemilu berpijak pada filsafat pemilu akan menjadi individu yang kokoh dan tidak mudah terpengaruh oleh nilai kapital serta liberal dalam menjalankan tugas pokok, fungsi, serta wewenangnya.
“Penyelenggara yang sudah berpijak pada filsafat pemilu akan kokoh berdiri dan bisa mengelak dari berbagai godaan selama menjalankan tugasnya. Menjadi individu yang tidak mudah digoda selama masa kontestasi,” pungkasnya. (Humas DKPP)