Bogor,
DKPP – Anggota Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP)
Prof. Teguh Prasetyo menyambut antusias gagasan Sekjen DKPP Gunawan Suswantoro
terkait asisten komisioner. Hal ini disampaikannya saat memberikan tanggapan
atas sesi paparan para kepala bagian. Sebelumnya, dalam sambutan Rapat Kerja
DKPP Tahun 2017, Sekjen mengungkapkan tantangan yang dihadapi Biro DKPP
diantaranya masalah SDM yang hanya berjumlah 65 orang baik organik maupun non
organik.
Menurut Sekjen ini
merupakan tantangan karena prinsip miskin struktur kaya fungsi harus
dikedepankan. Namun DKPP pada saat tertentu overload, kerjanya sangat banyak
sehingga staf sangat kewalahan yang dikhawatirkan berpengaruh pada kualitas
putusan.
Terkait dengan hal tersebut
itu kedepannya pada struktur baru DKPP, selain Tenaga Ahli ada gagasan tentang asisten
komisioner (seperti usulan menpan) dan tidak harus pejabat struktural namun
setara pejabat struktural. Jika memang bisa disetujui mungkin dapat
dilaksanakan sehingga berdampak pada putusan DKPP.
“Komisioner dituntut cepat untuk
membaca kasus, gagasan asisten komisioner ini sangat menarik. Hingga pada kasus
apapun lebih mudah untuk memahami kasus secara detail dan membantu mempercepat
konten suatu kasus serta untuk memudahkan DKPP memberi pelayanan yang cepat dan
tepat kepada para pencari keadilanâ€, kata Prof. Teguh.
Lebih lanjut Prof. Teguh
meminta kepada sekretariat untuk membuat standard operational procedure (SOP)
terkait asas peradilan yang cepat dan murah, kode etik perilaku untuk menjaga
komisioner dan sekretariat sebagai langkah preventif jika ada tamu dari pihak
yang beperkara misalnya.
Guru Besar Filsafat Universitas
Kristen Satya Wacana Salatiga ini ingin DKPP menjadi pusat kajian, karena itu
website harus dibuat sebagus dan selengkap mungkin. Ada tracking terkait kasus.
Prof. Teguh juga meminta kepada sekretariat untuk membuat dua kolom. Kolom
pertama berisi tugas-tugas rutin sedangkan kolom kedua adalah tugas
pengembangan yang perlu dikembangkan dalam enam bulan ke depan.
“Staf meski cuma sedikit tapi
terbaik lebih mudah dikembangkan ke depan karena modalnya sudah bagus. Ini
menjadi landasan yang kuatâ€, tutupnya. [Diah Widyawati_5]