Magelang, DKPP – Tahun 2018
adalah tahun politik karena pada tahun ini Indonesia kembali akan menggelar Pilkada
pada Juni 2018. Pilkada 2018 akan diikuti oleh 171 daerah, lebih banyak dibandingkan
Pilkada 2015 dan Pilkada 2017. Ada 17 provinsi yang akan menggelar Pemilihan
Gubernur, Pemilihan Walikota di 39 kota, dan Pemilihan Bupati di 115 kabupaten.
Saat ini proses tahapan
pencalonan dukungan parpol sudah dilalui, tinggal pelaksanaan kampanye dan
pencoblosan Pilkada pada tanggal 27 Juni 2018. Hal ini disampaikan oleh anggota
Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP), Prof Teguh Prasetya dalam orasi “Etika dan
Pilkada Bermartabat†pada Apel Siaga Pengawasan Tahap Kampanye Pemilihan
Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah Tahun 2018.
“Indonesia adalah negara kedaulatan
rakyat, artinya rakyat berdaulat untuk menentukan siapa pimpinan, apa
programnya. Namun demikian dalam setiap pelaksanaan pemilu selalu terdapat
praktik-praktik kecurangan,†katanya.
“Dalam undang-undang No 7 Tahun
2017 tentang Pemilihan Umum, KPU, Bawaslu dan DKPP adalah satu kesatuan fungsi
penyelenggaraan pemilu. Ini adalah untuk memperbaiki praktik-praktik kecurangan
dalam pelaksanaan Pemilu terdahulu,†katanya lagi.
Menurut Prof Teguh, dengan
adanya KPU yang bersifat independen, mandiri, dan adil diharapkan Penyelenggaraan
Pemilu berlangsung damai. Bawaslu mengawasi jalannya tahapan Pemilu dan DKPP
penegak etik bagi pelanggaran etika penyelenggara pemilu.
“Dalam Pilkada pasti ada
kompetisi untuk menjadi pemenang, namun dalam berdemokrasi harus mengadopsi
nilai dari falsafah dan ideologi kita yaitu Pancasila,†lanjutnya.
Guru
Besar Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga yang telah menerbitkan karya
berupa 31 buah buku ini memberikan apresiasi kepada jajaran
Bawaslu Prov. Jawa Tengah atas ide
yang sangat simpatik dan cemerlang yakni
“Apel Siaga Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah Tahun 2018â€
dengan adanya orasi Etika dan Pilkada Bermartabat.
“Ciri khas Pilkada
Bermartabat, yaitu menjunjung tinggi nilai yang ada di dalam Pancasila, karena
pada saat demokrasi dimaknai suara yang terbanyak sebagai pemenang, one man one
vote, jangan mengadopsi pikiran kapital dan liberal, money politic, kecurangan,
hoax, isu-isu sara, untuk menjadi pemenang,†Prof. Teguh mengingatkan.
Prof Teguh berpesan agar
dalam setiap tahap pemilu baik itu kampanye, pemungutan suara dan pasca
penetapan pemenang, dalam setiap tahapan tersebut harus tetap menjaga nilai
kemanusiaan, menjunjung tinggi nilai etika, nilai demokrasi, nilai persatuan
dan kesatuan, harus bisa siap menang dan siap kalah.
“Dengan Pilkada Bermartabat
untuk melahirkan pimpinan yang mampu membawa kesejahteraan dan memperkuat NKRI,â€
pungkasnya.
Apel Siaga Pemilihan
Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah Tahun 2018 ini bertempat di Taman
Lumbini Borobudur, Rabu 14/2 ini dipimpin oleh Ketua Bawaslu, Abhan. Hadir
dalam acara penyelenggara pemilu terdiri atas Ketua dan anggota Bawaslu dan KPU
Jateng, KPU dan Panwas Kab/Kota di 35 Kab/Kota se-Jawa Tengah, Panwascam dan
PPL di Jawa Tengah.
Hadir juga dalam acara Pengawas
Partisipatif yang mewakili Santri dan Pramuka Adhyasta Pemilu, Pemerintah Prov.
Jateng, Perwakilan Polda Jateng, Kodam IV/Diponegoro, Kejati Jateng, Paslon No.
Urut 1 Taj Yasin Maimoen Zubair, Paslon Gubernur-Wakil Gubernur No. Urut 2
Sudirman Said-Ida Fauziyah. [Austin_Dio]