Jakarta, DKPP – Dewan
Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) menyambut baik dan mengapresiasi diluncurkannya kembali Indeks Kerawanan
Pemilu 2019 (IKP 2019). Ini adalah kerja cerdas karena jika bukan karena kera
cerdas IKP ini tidak akan lahir. Demikian Prof. Muhammad mengawali tanggapannya
pada acara “Grand launching Indeks Kerawanan Pemilu 2019†yang digelar Bawaslu
di Bidakara Hotel, Selasa 25/9.
Menurut
Muhammad, IKP ini jelas ukuran dan metodologinya. IKP dapat digunakan dan sangat akuntabel sebagai referensi semua kementrian dan
lembaga. “Alhamdulillah semakin tajam IKP ini perkembangannya dari tahun ke
tahun, dan tahun 2019 ini semakin kelihatan bagaimana kerja-kerja cerdas
teman-teman Bawaslu, selamatâ€, kata Muhammad mengawali tanggapannya.
“DKPP menitipkan
kepada dimensi penyelenggara. Wahai teman-teman penyelenggara selama ini penyelenggara pemilu sering
dituduh sebagai The Part of Problem, bagian dari masalah. Ini adalah sumbu mata
rantai atau bagian yang menimbulkan kegaduhan dalam setiap event-event pemilu
yang adaâ€, lanjutnya.
DKPP mengajak
kepada semua stake holder pemilu sebagai bentuk tanggung jawab bersama, mulai hari ini dan
seterusnya untuk berkomitmen dalam niat, dalam gagasan, dalam tingkah laku untuk
menjadi The Part of Solution. Penyelenggara pemilu harus menyuburkan komitmen
untuk selalu menjadi bagian dari solusi.
Muhammad
menjelaskan bahwa kehadiran DKPP adalah bukan untuk menakut-nakuti atau
menghalangi kreatifitas penyelenggara pemilu. “Tolong jangan dilihat DKPP
seperti orang-orangan sawah. DKPP ini sesuai namanya yakni menjaga kehormatan
saudara dan itu terbukti. Secara statistik jika dilihat dari jumlah aduan yang
masuk lebih banyak yang didismiss. Jika dilayani semua aduan, tiap hari kerja
DKPP adalah bersidang. Kemudian secara
jumlah putusan, jauh lebih banyak yang sifatnya direhabilitasi, mendidik
daripada menghukum,†kata dia lagi.
“Alhamdulillah DKPP
menyakinkan penyelenggara pemilu masih masuk dalam kategori penyelengara pemilu yang berintegritasâ€,
tambahnya.
Ketua Bawaslu
periode 2012-2017 ini menegaskan kepada penyelenggara pemilu untuk tidak takut
karena sekarang DKPP ini sahabat penyelenggara. Jika ada yang mencoba mencari-cari kelemahan
penyelenggara pemilu itu dan DKPP yakin tidak ada faktanya, maka DKPP terdepan
untuk memastikan dan menjaga nama baik penyelenggara.
Muhammad
menganalogikan DKPP adalah seperti ahli bedah.
Jika luka itu masih bisa dirawat akan diobati, diberi perban dengan
harapan masih bisa memberikan kesehatan bagi anggota tubuh yang lain tapi jika
lukanya parah dan bisa mengancam anggota tubuh lain, maka DKPP tidak ragu-ragu untuk melakukan amputasi
“Tetapi
keputusan amputasi itu benar-benar
keputusan yang sangat mengetarkan arsy (langit-red), menggetarkan langit pemilu
Indonesia. Anggota DKPP benar-benar harus berdebat. Mungkin Anda pernah
mendengar betapa kerasnya pleno DKPP jika ada anggota penyelenggara pemilu yang
akan diberhentikan tetapâ€, tuturnya.
Menurut Muhammad
putusan memmberhentikan tetap penyelenggara pemilu tidak mudah. Terkadang ada
perbedaan pendapat. Kemudian kami pertimbangkan kembali dan mencari kira-kira apa masih ada yang bisa
menyelamatkan .
“Jika sebagian
besar anggota sudah mengatakan serius pelanggaran etiknya maka pasti ada satu
di antara tujuh anggota DKPP akan hadir dan bertanya coba cari lagi kira-kira
apa yang masih bisa menyelamatkannya. Jika sudah dicari dan tidak ada maka
keputusan memberhentikan adalah keputusan yang terpaksa harus diambil . Tenang
saja, jadi jangan takut. DKPP justru melindungi saudara-saudaraâ€, terang
Muhammad.
Muhammad
berpesan penyelenggara pemilu jangan sampai takut kepada DKPP. Sekarang ada
peraturan DKPP No. 4 Tahun 2017 tentang Kode Etik dan Pedoman Perilaku Dewan
Kehormatan Penyelenggara Pemilu, artinya jika ketua dan anggota DKPP atau Tim
Pemeriksa Daerah diduga melanggar etik akan diperiksa oleh majelis kehormatan. “Ketua
dan anggota DKPP manusia biasa, ada potensi khilaf, jadi tidak ada kekuatan
yang absolutâ€, pungkas Muhammad.
Terakhir, Guru
Besar Ilmu Politik Universitas Hasanuddin ini mengingatkan agar penyelenggara pemilu benar-benar berlaku
netral kepada calon presiden petahana atau yang bukan petahana, maupun kepada
para calon legislatif. Prof. Muhammad juga menyampaikan selamat berjuang untuk
bangsa ini dan selamat menjaga integritas pemilu kepada penyelenggara pemilu
dan jajarannya.
Hadir dalam
acara Ketua dan anggota Bawaslu RI, Ketua dan Anggota KPU Arif Budiman dan Wahyu
Purnomo, anggota DKPP Prof. Muhammad, Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum
Soedarno, Kabaintelkan Polri, Lutfi Lubihanto, Asintel Panglima TNI Mayjen Agus
Surya Bakti, Jampidum Kejagung RI Noor Rochmad, Ketua Komisi Penyiaran
Indonesia (KPI) Yuliandre Darwis, Ketua Komisi Informasi (KIP), dan Dewan Pers.
[Diah Dio]