Makassar,
DKPP- Ketua Dewan
Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) Prof Jimly Asshiddiqie optimistis dengan
penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2015 meskipun dilaksanakan
secara serentak. Menurutnya, Pilkada 2015 tidak serumit Pemilihan Umum (Pemilu)
2014.
“Saya
bersama Ketua KPU dan Ketua Bawaslu sudah keliling Indonesia. Saya optimistis
Pilkada nanti dapat berjalan baik,†ujar Prof Jimly saat menjadi keynote
speaker seminar nasional menyongsong Pilkada serentak 2015 di Universitas
Hasanuddin (Unhas), Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (10/11).
Semua
memang berharap-harap cemas dengan Pilkada 2015 ini, karena untuk pertama
kalinya dilaksanakan secara serentak. Meskipun tidak serumit Pemilu 2015,
terang Prof Jimly, terutama penyelenggara Pemilu harus tetap hati-hati.
“Tapi
jangan kelewatan juga hati-hatinya. Memang akan ada saja masalah dari 269
Pilkada nanti,†tutur Guru Besar Hukum Tata Negara Universitas Indonesia
Jakarta tersebut.
Selain
Prof Jimly, hadir juga Ketua KPU Husni Kamil Manik menjadi narasumber dan Ketua
Bawaslu Prof Muhammad sebagai
moderator diskusi. Husni berharap penyelenggaraan Pilkada ini akan mencapai
prestasi baru setelah prestasi Pemilu 2014.
“Pemilu
2014 diakui dunia sebagai Pemilu demokratis. Tapi isu Pemilu demokratis,
seperti kata Prof Jimly sudah ketinggalan. Sekarang isunya adalah Pemilu
berintegritas,†urai Husni.
Parameter
Pemilu berintegritas salah satunya adalah penyelenggara Pemilu tidak
bermasalah. Di sini, tegas Husni, soal kemandirian menjadi hal yang paling
penting. Dia menambahkan, syarat Pemilu demokratis ada dua. Pertama tahapan
dapat diprediksi dan kedua hasilnya tidak dapat diprediksi.
“Hari ini
tahapan sudah sangat terperinci, lebih perinci dari perang sekali pun.
Berhitungnya adalah jam. Meleset satu jam saja pasti ribut,†jelas Husni.
Prof
Jimly maupun Husni Kamil Manik sependapat soal bagaimana menyelenggarakan
Pemilu berintegritas. Integritas menurut mereka harus menjadi komitmen seluruh
komponen yang terlibat dalam Pemilu yakni penyelenggaranya, pesertanya,
dan juga pemilihnya. [Arif Syarwani]