Manado, DKPP – Dewan
Kehormatan Penyelenggara Pemilu menyelenggarakan (DPP) Focus Group
Discussion “Problematika, Evaluasi, dan Usulan Perbaikan
Penyelenggaraan Pemilu†khusus penyelenggara Pemilu, Kamis
(11/8). Kegiatan putaran ketiga ini bertempat di Manado, Sulawesi
Utara.
Daniel Zuchron, pimpinan Bawaslu RI salah satu narsumber dalam acara ini
mengatakan, penyelenggara Pemilu harus dapat meyakinkan masyarakat bahwa
integritas penyelenggara Pemilu tidak lagi diragukan, termasuk di dalamnya
persoalan etika. Untuk mendukung hal tersebut, perlu dirumuskan
indikator-indikator yang dapat dijadikan alat ukur bagi kategorisasi tindak
pelanggaran etika penyelenggara Pemilu. “DKPP merupakan instrumen untuk
memastikan terjaganya nama baik penyelenggara Pemilu yang bekerja dengan
pertimbangan rasionalitas dan tidak mengedepankan emosionalitas,†kata dia.
Sementara itu, anggota DKPP Nur Hidayat Sardini mengatakan secara
keseluruhan pelakansanaan Pemilu sudah berjalan dengan baik. Kinerja KPU dan
Bawaslu pun sudah jauh lebih baik dan telah menampilkan best practice. Kalau
pun ada pelanggaran, setiap pelaksanaan Pemilu tindakan pelanggaran Pemilu itu
pasti ada. Sama seperti pertandingan sepakbola, hampir dipastikan adanya
pelanggaran. Hanya saja, bobotnya berbeda-beda. Ada yang dapat ditoleransi
tetapi ada juga yang tidak dapat ditoleransi karena akibat yang ditimbulkannya.
“Seandainya pemain niatnya menendang bola tetapi yang kena adalah kepala,
maka itu yang tidak bisa ditolelir karena bisa berakibat fatal. Begitu juga
seorang petinju memukul alat vital lawan. Nah di dalam Pemilu, kecurangan yang
tidak bisa ditoleransi adalah perbuataan yang dapat mengganggu suara rakyat
saat dikonversi menjadi kursi. Ini tak bisa ditolelir!,†jelas dia.
Untuk diketahui, peserta kegiatan ini sebanyak 30 orang. Mereka adalah
ketua atau anggota KPU Provinsi dan KPU kabupaten atau kota serta ketua atau
anggota Bawaslu yang berada di zona Sulawesi. [teten
jamaludin]