Bogor, DKPP -Pelaksanaan
Pemilu sangat riskan dengan adanya vote manipulation atau
manipulasi suara terutama yang dilakukan oleh para petugas perekap data. Mereka
bisa mengutak-ngatik perolehan suara peserta Pemilu.
Menurut Pelaksana Harian (Plh)
Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu Nur Hidayat Sardini, ada sebagian
peserta Pemilu yang melakukan strategi yang canggih. Mereka tidak lagi
melakukan money politic kepada para calon pemilih lagi, akan
tetapi langsung kepada petugas. “Strategi ini cukup efisien. Di sini sepertinya
berlaku hukum ekonomi. Membagikan uang kepada petugas jauh lebih murah
ketimbang kepada masyarakat,†katanya saat sesi tanya jawab dalam acara
Pendidikan dan Pelatihan Teknis Fungsional Hakim Perkara Pilkada Lingkungan
Peradilan Umum Seluruh Indonesia di Pusdiklat Badan Litbang Diklat Kumdil
Mahkamah Agung RI, Jalan Cikopo Selatan, Desa Sukamaju, Bogor, Kamis (13/8).
Berdasarkan sejumlah perkara yang
pernah ditangani DKPP, yang menjadi sasaran terhadap penyuapan adalah petugas
perekap suara ke komputer. Seandainya para petugas ini melakukan manipulasi
akan sulit teridentifikasi. Kondisi ini diibaratkan seperti memasukan satu ikan
masuk ke tambak, akan sulit sekali melacak ikan tersebut. “Waspadilah
orang yang berada di balik komputer,†katanya. [teten jamaludin]