DKPP, Bogor – Integritas
Penyelenggara Pemilu adalah kunci terlaksananya demokrasi yang bermartabat.
Dalam rangka menegakkan demokrasi yang bermartabat ini, sudah sepatutnya HMI turut
andil dalam proses-proses menjaga integritas. Mengapa, sebab intelektualitas
dan independensi HMI sudah terbukti.
Â
Hal ini disampaikan oleh Anggota DKPP,
Alfitra Salam, saat didaulat menjadi narasumber dalam Sekolah Pimpinan Himpunan
Mahasiswa Islam (SEPIM HMI) Tahun 2018 dengan tema materi “Desain Strategis
Mengawal Demokrasi Indonesia yang Bermartabat†yang diselenggarakan di New
Panjang Jiwo Resort, Bogor, pada Selasa (2/10) siang.
Â
Mengawali uraiannya, Alfitra
menyampaikan bahwa mahasiswa adalah agen perubahan sosial yang perlu aktif berperan
sebagai duta pengawal demokrasi Indonesia. Dalam upaya mengawal demokrasi yang
bermartabat itulah, jika memang menemukan pelanggaran, supaya dapat melaporkan.
Atau semisal menemukan penyelenggara pemilu yang bekerja tidak sesuai aturan
yang dipersyaratkan regulasi, tidak sungkan untuk melapor kepada DKPP, baik
secara langsung, maupun tidak langsung melalui surel.
Â
Alfitra juga menekankan kepada semua
peserta bahwa setiap pemuda adalah sumber berita bagi komunitasnya, sehingga
diharapkan selalu menyebarkan berita-berita positif/baik. Menurut dia, saat ini
Indonesia telah dikuasai dictatorship digital yang menyebabkan begitu besarnya
berita hoax. Hal ini mendidik otak kita untuk selalu
mengkonsumsi informasi dengan serba tergesa dan tanpa kedalaman.
Â
“Begitu banyak media online yang hanya menyajikan
berita-berita pendek, dangkal dan alakadarnya. Jutaan status di media sosial yang
lebih mengutamakan kuantitas daripada kualitas. Jarang ada kedalaman analisa
didalamnya,†tutur dia.
Â
Masih menurut Alfitra bahwa
berdasarkan penelitian, pengguna Facebook terbesar di dunia adalah
Indonesia dengan rata-rata orang mengakses dalam sehari sebanyak 150 kali, atau
bisa dibilang lebih dari 1 jam 15 menit dalam sehari. Bisa dibayangkan begitu
besarnya intensitas orang untuk melihat informasi. Dan memang kita dikuasai
oleh digitalisasi, ini tren terbaru.
Â
Mengakhiri uraiannya, Alfitra berpesan
agar HMI senantiasa menjaga nama baiknya, menjaga independensi dan
intelektualitasnya, serta dapat memberikan pendidikan politik kepada masyarakat
menjelang Pemilu Serentak tahun 2019 mendatang.
.
“Kita tahu, masyarakat kita lebih fokus
pada pilpres dan ini akan mengurangi tingkat pengetahuan masyarakat tentang
calon-calon pemimpin di DPR, DPRD, dan DPD. Keserentakan ini tidak menjamin
pemilihan wakil-wakil yang bagus kapasitas dan kapabilitasnya,†tutupnya.
{Nurkhotimah}