*** Kaum Agamawan Mesti Introspeksi
Lombok, DKPP – Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu Jimly Asshiddiqie menyampaikan bahwa norma agama dan norma hukum sedang mengalami tantangan yang sangat besar di zaman sekarang ini.
“Orang beragama belum tentu bermutu dalam berperilaku. Contoh, masjid penuh jamaah, begitu juga gereja dan pura. Tetapi tidak pararel dengan tingkat moralitas. Masih banyak koruptor. Tingkat pencurian tinggi. Penjara penuh. Ini adalah tugas evaluasi para pemuka agama dalam menyampaikan pesan keagamaannya,” jelasnya, Rabu (2/10).
Guru besar Hukum Tata Negara Universitas Indonesia itu menyampaikan hal tersebut saat mengisi puncak acara rapat terbuka dalam rangka dies natalis Universitas Mataram yang ke-51 di Kampus Unram, Jalan Majapahit. Hadir dalam kesempatan tersebut Wakil Gubernur NTB dan Ketua DPRD Provinsi setempat.
Sementara pendekatan hukum, lanjut dia, tidak lagi efektif. Penjara-penjara tren penuh. Namun pada kenyataannya, orang yang dipenjara itu bukan menjadi baik malah sebaliknya. “Yang terjadi adalah penjara dijadikan school of crime (sekolah kriminal). Ada beberapa kasus, penjara dijadikan tempat mengendalikan peredaran narkoba dan obat bius,” ungkapnya.
Sehingga, lanjut dia, yang perlu dikedepankan adalah pendekatan etika. Misi agama itu sebagaimana Rasulullah bertugas untuk mengubah akhlak, dari jaman jahiliah menjadi jaman berperadaban. Itulah tugas agama paling utama.
“Namun pendekatan etika ini bukan lebih penting dari agama atau hukum. Tidak ada hubungan hirarkis antara pendekatan agama, hukum dan etika. Pendekatan agama itu bagian dalam (diri). Sementara bagian luar adalah pendekatan etika, dan lebih luarnya lagi pendekatan hukum,” tutup dia. (ttm)