Jakarta, DKPP – Gara-gara menyebarkan pesan melalui Blackberry Messenger, Ketua KPU Jawa Timur Andry Dewanto Ahmad diadukan ke Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP). Isi pesan itu, Ketua KPU Jatim dinilai telah bertindak tidak imparsial.
“Pada tanggal 21 Agustus 2013 pukul 15.41 Teradu mengirimkan pesan melalui Blackberry Messenger yang isinya ‘Saksikan keunggulan Cagub PKB Khofifah IP dlm debat kandidat di Metro TV Live dr Gramedia Expo malam ini jam 19.00 WIB. Sebarkan…’ Pernyataan Teradu ini merupakan kesalahan fatal dan tidak mendasar,” kata Trimoelja D Soerjadi, kuasa hukum dari Soekarwo-Saifullah Yusuf pada sidang perdana Kamis (24/10) pukul 10.00. Pihak Teradunya, Ketua KPU Jatim Andry Dewanto Ahmad. Bertindak selaku ketua majelis Nur Hidayat Sardini dengan anggota majelis, Saut H Sirait, Nelson Simanjuntak, Anna Erliyana, Valina Singka Subekti dan Ida Budhiati.
Dia menerangkan, kesalahan fatal karena Teradu telah melanggar kode etik penyelenggara Pemilu, melanggar sumpah dan janji Teradu. “Dalam sumpah, Teradu berjanji akan menjalankan tugas secara adil, cermat, jujur. Namun, Teradu juga melanggar pasal 25 ayat 2 UU No.15 tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu dan Peraturan Bersama KPU, Bawaslu dan DKPP,” ungkapnya.
Kemudian, sambung dia, penilaian Teradu tidak berdasar karena telah menilai pasangan Khofifah sebagai pasangan unggul. Secara Tata Bahasa Indonesia, kata “unggul” artinya adalah paling tinggi.
“Atas dasar apa Teradu menilai pasangan Khofifah IP – Herman SS sebagai pasangan unggul. Padahal, berdasarkan survei yang telah dilakukan oleh lembaga independen seperti Lingkaran Survei Indonesia, Saeful Mujani menempatkan pasangan nomor urut 1 atau Karsa paling unggul,” jelas dia sambil memperlihatkan bukti dokumennya.
Trimoelja menilai bahwa apa yang telah dilakukan oleh Teradu terbukti melakukan pelanggaran kode etik penyelenggara Pemilu. “Kami meminta agar Teradu diberhentikan secara tetap,” pintanya.
Pihak Teradu, Ketua KPU Jawa Timur Andry Dewanto Ahmad, mengakui kesalahannya. Pada waktu itu, dirinya tidak membaca isi sepenuhnya pesan itu. “Saya mengakui saya telah bertindak khilaf,” ungkapnya.
Dia menceritakan kronologisnya. Pada 21 Agustus 2013 dirinya mendapat pesan melalui Blackberry Messenger dari seseorang yang bernama Imam Nurfajri. Dirinya tidak mengenal seseorang yang bernama Imam Nurfajri. Di foto profil BB Imam Nurfajri selalu berubah-ubah, kadang ada foto kartun, kursi, bukan foto yang sebenarnya.
“Nurfajri itu mengirim pesan melalui BBM kepada saya sebagaimana yang disampaikan isinya oleh Pengadu. Saya waktu itu sedang perjalanan dari Pasuruan menuju ke Malang dalam rangka acara sosialisasi. Saya baca sekilas. Karena saya rasa bersifat informatif, saya forward ke 484 sesuai dengan yang ada di kontak handphone saya,” jelas dia.
Dia mengaku, isi kontak yang ada di BBM-nya siapa saja, dari mulai kalangan pejabat di Pemerintah Jawa Timur, politisi dan rekan-rekannya, termasuk orang yang tidak dikenal. “Saya tidak pernah pandang bulu dalam berkomunikasi. Saya melihat BBM ini sebagai media komunikasi dengan semua orang termasuk dengan orang yang tidak dikenal sekalipun,” akunya.
Kemudian, setelah mengirim pesan itu setengah jam kemudian mendapat tanggapan balik dari media maupun dari rekan-rekannya, termasuk Kardi, asisten Gubernur Jatim. “‘Mas Andre ko begini? Pasangan calonnya kan bukan cuma satu.’ Isi tanggapan itu. Subhanallah. Saya merasa telah melakukan kekeliruan. Lalu saya pun meralatnya ke sejumlah kontak yang ada di BB saya, 484 orang. Isinya, Ralat: saksikan keunggulan pasangan calon no urut 1 Soekarwo-Saifullah Yusuf, no urut 2 Eggi Sudjana-Muhammad Sihat, no urut 3 Bambang-Said dan no urut 4 Khofifah-Herman dlm debat kandidat di Metro TV Live dr Gramedia Expo malam ini jam 19.00 WIB..” ungkapnya.
Sambung dia, dirinya menyadari karena broadcast di BBM itulah sehingga ada pihak-pihak yang mempermasalahkan dan juga diberitakan di sejumlah media massa termasuk media online. Ada juga media yang memuat isi ralatnya. “Saya sampaikan permintaan maaf saya dan sekaligus saya telah mengirim ralatnya ke jumlah yang sama di BBM saya termasuk ke media,” tutup dia. (ttm)