Palembang, DKPP – Etika
adalah mahkota dan penyelenggara pemilu
adalah pemegang mahkota itu sendiri. Mahkota dimaksud adalah integritas atau kehormatan penyelenggara
pemilu. Integritas sangat bernilai karena itu etika penyelenggara pemilu harus
dibangun, dihasilkan dan dijaga. Hal ini disampaikan anggota DKPP dalam
pengarahan acara sosialisasi.
Prof. Muhammad kemudian
mengenalkan ketua dan anggota DKPP kepada peserta sosialisasi. “Ketua DKPP
adalah seorang negarawan yang pernah menjadi wakil ketua MKRI tahun 2008. Ida Budhiati
adalah aset DKPP, sesuatu yang harus dijaga karena aset bangsa dan negara. Dia
konsisten mengawal regulasi saat masih menjadi anggota KPU, Pak Harjono dan bu
Ida adalah orang-orang terbaik pilihan presiden,†kata Muhammad.
“Prof. Teguh adalah profesor
ahli filsafat, Pak Alfitra Salamm adalah peneliti senior di LIPI dan saya
sendiri pernah menjadi ketua Bawaslu periode 2012 -2017. Kami adalah
orang-orang terbaik pilihan DPR,†lanjutnya.
“Sementara itu Hasyim Asy’ari
adalah duta besar berkuasa tidak penuh KPU di DKPP dan Ratna Dewi adalah duta
besar Bawaslu, juga berkuasa tidak penuh di DKPP,†canda Prof. Muhammad yang
disambut tawa peserta sosialisasi.
Guru besar ilmu politik
Universitas Hasanuddin Makasar ini mengingatkan, penyelenggara pemilu dalam UU
No. 7 Tahun 2017 adalah masih satu kesatuan penyelenggaraan pemilu. Dia merasa
prihatin terkait blow up media massa jika ada penyelenggara yang dilaporkan ke
DKPP.
“Jika diperiksa DKPP
beritanya akan headline di halaman depan dan berita diblowup secara masiv
melalui media online dan medsos. Tapi jika ternyata penyelenggara tersebut
direhabilitasi karena tidak terbukti melanggar kode etik, media tidak akan
memasukkan berita itu menjadi headline, seringnya di halaman dalam,†Muhammad
prihatin.
Muhammad sangat merisaukan terkait
data banyaknya penyelenggara yang diberhentikan tetap. Menurut dia jika jumlah
yang diberhentikan tetap pada periode 2017-202 jumlahnya lebih banyak dari
periode sebelumnya artinya DKPP periode sekaran telah gagal. Karena itu DKPP
akan mengubah mindset dari “malaikat pencabut nyawa†menjadi “Malaikat Raqib
dan Atitâ€.Artinya DKPP akan menjaga integritas penyelenggara dan jangan
ditakuti.
“Sayang jika kehormatan anda
gadaikan, Allah akan murka dan menjadikan anda orang yang paling terhina dan
rusak nama baiknya. Karena itu semua elemen harus etika. Penyelenggara pemilu,
parpol peserta pemilu dan kandidat harus men jaga kepercayaan publik,â€
tutupnya.
Muhammad juga membuka pintu
bagi penyelenggara pemilu yang akan berdiskusi, sepanjang yang bersangkutan
tidak dalam posisi berperkara di DKPP misalnya menjadi Teradu, Pengadu atau
pihak terkait. [Diah Widyawati_7]