Jakarta, – Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu dan Anggota Harjono, Prof Teguh Prasetyo menerima kunjungan dari Kaukus Perempuan Parlemen Republik Indonesia (KKP RI) bersama Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) dan Maju Perempuan Indonesia (MPI), Jumat (26/1/2018).
Rombongan diterima di Ruang Rapat DKPP, Gedung Bawaslu, Lantai 5, JL. MH Thamrin No. 14, Jakarta Pusat.
Hadir Titi Anggraeni, direktur Perludem; Wahidah Suaib, Kemitraan; GKR Hemas, Pimpinan Nasional Kaukus Perempuan Parlemen Republik Inodnesia; Lena Maryana Mukti, koordinator Maju Perempuan Indonesia; dan lain-lain.
Kedatangan mereka guna membicarakan terkait upaya peningkatan partisipasi perempuan pada Pemilu 2019.
Lena Maryana Mukti berharap, perempuan mendapatkan tempat dalam politik terlebih dalam parlemen. Regulasi sudah mengharuskan keterlibatan perempuan 30 persen dalam pencalonan, namun aturan tersebut dalam praktiknya kaum perempuan masih ditempatkan di nomor urut belakang.
“Kami berharap 30 persen perempuan ditempatkan di urut satu dalam pencalonan Pileg. Karena secara psikologis, pemilih itu akan memilih nomor urut satu,†katanya.
Wahidah Suaib menerangkan, peran perempuan dalam politik mesti mendapatkan perlindungan. Pasalnya, suara perempuan rentan dicurangi. Perempuan memiliki keuletan dalam membangun relasi dan komunikasi dengan konstituen. “Konstituen yang sudah dibangun dengan susah payah itu, bisa rusak dalam sehari oleh ‘serangan fajar’,†katanya.
Sementara Titi Anggraeni berharap tidak ada penyelenggara Pemilu dari perempuan yang melanggar kode etik dalam menjalankan tugasnya. “Mudah-mudahan tidak ada anggota penyelenggara Pemilu dari perempuan yang diberhentikan oleh DKPP,†katanya.
Harjono mengapresiasi terhadap kehadiran mereka terkait aspirasinya. Dia menjelaskan, demokrasi di Indonesia itu masih belum substantif, masih prosedural. Selain itu, jalannya demokrasi masih mahal. “Untuk itu, demokrasi ini harus dijaga dan dikawal agar Pemilu yang merupakan salah satu komponen utama dari demokrasi ini berkualitas dan berintegritas,†katanya.
Prof Teguh Prasetyo menambahkan, DKPP sangat mendukung dalam upaya membangun Pemilu yang bermartabat termasuk dalam melindungi kaum perempuan. Dia mencontohkan, DKPP telah memberhentikan penyelenggara Pemilu yang melakukan pelecehan terhadap perempuan. [teten jamaludin]