Jakarta, DKPP – Anggota Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) J. Kristiadi mengungkapkan lingkungan kampus memiliki peran penting dalam iklim demokrasi di Indonesia.
Menurutnya, salah satu peran kampus dalam kehidupan demokrasi di Indonesia adalah pembangunan karakter generasi muda. Hal ini disampaikan J. Kristiadi dalam seminar nasional yang diadakan oleh IBLAM School of Law di Jakarta, Jumat (2/8/2024).
Kepada puluhan mahasiswa hukum IBLAM yang hadir, J. Kristiadi tidak menjelaskan definisi karakter itu sendiri. Ia hanya memberi sejumlah contoh orang-orang yang tidak memiliki karakter.
“Sains tanpa kemanusiaan, pengetahuan tanpa budi pekerti, dan politik tanpa prinsip. Maka pembangunan karakter di kampus itu penting sekali,” kata pria yang akrab disapa Kris ini.
Dalam contoh sain tanpa kemanusiaan, lanjut Kris, sebuah pengetahuan tanpa sisi kemanusiaan tidak akan berguna kemanusiaan itu sendiri.
Ia pun menganalogikan hal ini seperti seorang manusia yang memiliki pisau. Karakter akan mengarahkan orang itu dalam memanfaatkan pisau tersebut, akan digunakan untuk hal bermanfaat bagi banyak orang atau untuk merampok orang.
Kris juga menyebut kampus memiliki peran untuk menanamkan nilai-nilai budaya dan etika akademik kepada masyarakat. Hal ini menjadikan kampus sebagai mercusuar yang menuntun perilaku etika masyarakat, khususnya pejabat publik.
“Menanamkan nilai itu enggak bisa bicara hanya berapa jam, enggak bisa. Tapi harus ditanamkan sejak muda,” tegasnya.
Dalam kesempatan ini, pria yang mengawali karir sebagai peneliti ini mengingatkan mahasiswa agar tidak menyia-nyiakan pengorbanan ratusan pejuang demokrasi yang meninggal pada Pemilu 2019 demi mewujudkan demokrasi yang berkeadilan dan beretika.
Menurutnya, Pemilu dan Pilkada harus dilaksanakan dengan berkeadilan dan beretika demi kemakmuran rakyat luas, bukan untuk kepentingan kelompok atau golongan tertentu semata.
“Pemilu 1999 itu semua meramalkan kita semua akan terjadi perang saudara. Ini adik-adik harus tahu semua. Alhamdulillah karena negara kita mempunyai peradaban dan pengalaman yang lama tidak terjadi seperti itu (disintegrasi, red.),” tandasnya. [Humas DKPP]