Jakarta, – Sebagai public relation (PR) atau Humas memiliki
kemampuan menulis adalah kebutuhan yang sangat urgen. Pasalnya, tulisan hasil
Humas disampaikan langsung kepada publik.
Tiga staf Humas dan seorang Tim
Asistensi Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu mengikuti pelatihan penulisan
di Klinik Opini yang diselenggarakan Tempo Institute, Tempo
Grup, di Kantor Redaksi Tempo, Jakarta, Selasa (3/5). Selaku pembicara Yos
Rizal, redaktur Opini Koran Tempo.
Yos Rizal menjelaskan, opini atau
kolom adalah artikel berbentuk tulisan prosa nonfiksi yang muncul di majalah,
koran, jurnal akademik, internet atau jenis publikasi lainnya. Isinya berupa
pendapat, pikiran, atau pandangan seseorang tentang sesuatu masalah dan bisa
dipertanggungjawabkan dengan berdasarkan dalil-dalil ilmiah yang disajikan
dalam bahasa yang lebih populer. “Tulisan opini panjangnya tergantung sesuai
kebutuhan,†katanya.
Fungsi opini; pertama, bisa
menjelaskan masalah yang sedang menjadi sorotan publik. Kedua, menafsirkan
atau memberikan konsteks sosial, sejarah, atau politik atau suatu masalah.
Ketiga, menganalisis dan memberikan alternatif solusi. “Modal yang dibutuhkan
untuk menulis opini adalah kompetensi sejauhmana penulis cukup berkompeten
terhadap isu tertentu, dan kaya referensi,†lanjut dia.
Pria berkaca mata itu memberikan tips
menulis opini. Pertama, membuat judul yang menarik. Kedua, membuat alenia awal
yang mempesona. Ketiga, buatlah pokok-pokok masalah dan solusi pemecahannya
dengan menggunakan sistem pointers. Keempat, memberikan jembatan yang enak
untuk berpindah dari satu alenia ke alenia berikutnya. Kelima,
memaparkan “daging†informasi dalam tulisan, bukan “tulang†atau “lemakâ€nya.
Terakhir, mengendapkan teori yang dimiliki dan menjadikan ia sebagai cara
pandang penulis secara pribadi, lalu fokuskan untuk memberikan solusi atas
suatu masalah secara jernih.
“Satu hal lagi, seorang penulis
opini mesti membaca novel. Dengan membaca novel, akan menambah khazanah dalam
bahasa tulisan,†tutup dia. [teten jamaludin]