Banjarmasin,
DKPP – Kualitas demokrasi cenderung menurun.
Hal ini terlihat dari maraknya money politic yang berkembang di
masyarakat.
“Orang bisa
mengatakan hitam, meski sebenarnya putih ketika orang tersebut sudah diberi
uang agar mengatakan hitam. Bagaimana jika kondisi seperti itu?†tanya salah
seorang peserta dalam sesi tanya jawab pada acara sosialisasi Sosialisasi Kode
Etik Penyelenggara Pemilu dengan tema Penegakan Etika Dalam Kehidupan Berbangsa
dan Bernegara di Kampus Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin, Kalimantan
Selatan, Senin (15/6).
Ketua Dewan
Kehormatan Penyelenggara Pemilu Prof Jimly Asshiddiqe menjawab bahwa memang
demokrasi seperti itu. Suara terbanyak menjadi keputusan terakhir. Untuk itu
seorang pemilih harus cermat dan pandai dalam memilih. “Pandai-pandailah dalam
memilih. Salah dalam memilih, salah pula memilih pemimpin,†ungkapnya.
Namun berbeda
dengan seorang hakim. Lanjut dia, bagi hakim tidak boleh berpegang pada suara
mayoritas. Suara mayoritas belum tentu benar. “Seorang hakim itu harus
berpedoman pada kebenaran dan keadilan, meskipun hanya satu orang,†tutupnya. [teten
jamaludin]