Manado, DKPP – Pemilu harus dijadikan sebagai pesta kebudayaan, yakni budaya untuk berdemokrasi. Karena demokrasi tidak hanya soal masuk pada Tempat Pemungutan Suara (TPS), tapi demokrasi yang baik adalah demokrasi yang hidup oleh budaya.
Hal itu disampaikan oleh Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) saat menghadiri sekaligus memberi sambutan pada kegiatan Launching Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Manado Tahun 2020. Kegiatan tersebut diselenggarkan oleh KPU Kota Manado di Halaman Parkir Mega Mall Manado, Kota Manado, kamis (19/12/2019).
Ia mengungkapkan bahwa jika bicara soal pemilu, bukan hanya kerjanya KPU saja, tapi juga kerjanya masyarakat. “Saya berharap bahwa pemilu ini tidak hanya rutinitas 1 kali dalam 5 tahun datang ke kotak suara,” harapnya.
Ia juga berpesan bahwa jangan sampai ada Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang double, KTP atau pemilihnya. Selain itu ada kesempatan pada kotak suara ada orang yang sudah mencoblos, kemudian mencoblos kembali. “Itulah tugas yang paling utama, karena pemilu kita asasnya adalah jurdil, kejujuran dan keadilan,” katanya.
Ia juga mengatakan bahwa Indonesia punya semboyan Bhineka Tunggal Ika, hal tersebut harus mendasari kepemiluan di Indonesia. “Kita beda pendapat, (atau) kita beda calon, tapi beda bukan untuk membuat kita pecah, tapi beda itu menjadikan kita dengan proses pemilu itu terintegrasi kembali,” pungkasnya.
Tampak hadir dalam kegiatan ini Tim Pemeriksa Dareah (TPD) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) Ferry Daud Liando, KPU Provinsi Sulut dan perwakilan KPU di Sulut serta perwakilan dari partai politik dan pemantau pemilu di Sulut. [Humas DKPP]