Jakarta, DKPP – Penasehat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) MM Billah mudah-mudahan DKPP untuk tahun-tahun yang akan datang bisa memuhi harapan-harapan masyarakat, khususnya untuk membenahi perpolitikan yang berkaitan dengan Pemilu. Menurut data yang ada di KPK, ranah korupsi ada pada bidang politik. Khususnya berkaitan dengan power. “Persis dengan yang diramalkan oleh Lord Acton bahwa power tends to corrupt. Kekuasaan cenderung korup. Dengan kata lain, magnitude korupsi ada pada bidang politik,” jelas dia saat didaulat untuk memberikan kesan dan pesan dalam acara ulang tahun DKPP yang pertama di halaman sekretariat Bawaslu, Jalan Thamrin No14, tadi siang.
Meski perayaannya sederhana, ulang tahun DKPP cukup meriah. Dalam kesempatan itu, hadir sejumlah tamu undangan baik pejabat pemerintah, aktivis mahasiswa, aktivis lembaga swadaya masyarakat dan sejumlah perwakilan dari kedutaan luar negeri. Hadir pula fungsionaris partai politik seperti Ketua Umum PKPI Sutiyoso dan Ketua DPP Partai Nasdem Siti Nurbaya.
MM Billah yang juga mantan aktivis LSM itu menyampaikan bahwa, pada umumnya para ahli Pemilu menyebutkan Pemilu di Indonesia yang paling berhasil adalah Pemilu 1955. Pernyataan tersebut ada sisi negatifnya, ada pula sisi positifnya. Sisi negatifnya adalah, terjadi penurunan integritas pada Pemilu-Pemilu berikutnya. Positifnya, memberikan tanda bahwa Indonesia pernah melaksanakan Pemilu yang berintegritas, menjaga moral dalam politik. “Masalahnya adalah habitusnya tidak sama dengan Pemilu 1945. Sejarah tidak boleh bergerak ke belakang, melainkan ke depan,” jelas ungkap dia.
Nah, sambung di, DKPP ini menegakan habitus baru. Yaitu menebarkan habitus integritas, kejujuran dan demokrasi substansial. “Mudah-mudahan, benih-benih habitus ini menyebar,” tutup pria bertopi itu. (TTM)