Jakarta, DKPP – Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) RI mengadakan bedah buku karya Anggota DKPP Prof. Teguh Prasetyo yang berjudul “Filsafat Pemilu” dan “Filsafat Pemilu Untuk Pemilu Bermartabat” di Kantor DKPP, Jakarta, Selasa (1/12/2020).
Khusus buku berjudul “Filsafat Pemilu Untuk Pemilu Bermartabat” adalah hasil kolaborasi Prof. Teguh Prasetyo dengan Ketua DKPP, Prof. Muhammad.
Dalam bedah buku ini, hadir sejumlah narasumber seperti Kabid Perjanjian Internasional Sekretariat Negara Rini Susantowati, Dosen Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan (UPH) Rizky Pratama P. Karo Karo, dan Tenaga Ahli DKPP Dwi Putra Nugraha. Sedangkan moderator dalam kegiatan ini diisi oleh Kasubbag Pengelolaan Sistem Informasi DKPP, M. Sukma Sari Holle.
Dalam kesempatan itu, Teguh menyatakan bahwa konsepsi pemilu bermartabat telah tersebar luas seantero Indonesia. Menurutnya, banyak artikel-artikel soal pemilu atau pilkada bermartabat yang ditulis oleh media massa di berbagai daerah.
“Ini artinya memang sudah ada kerinduan terhadap pemilu bermartabat,” jelas Teguh.
Ia menambahkan, selama menjadi Anggota DKPP, dirinya telah menerbitkan sembilan buku. Buku “Filsafat Pemilu Untuk Pemilu Bermartabat” adalah karyanya yang ke-43.
“Saya tinggal 1,5 tahun lagi di DKPP, kalau mau gampang laporan pertanggungjawabannya cuma 1 lembar saja, yaitu laporan rekapitulasi penanganan perkara DKPP 2017-2022. Tapi kita punya tanggung jawab moral untuk memberikan dan mewarisi sebuah nilai,” ungkap Teguh tentang produktivitasnya dalam menulis buku.
Karya Teguh pun mendapat pujian dari semua pembicara dalam bedah buku ini. Rini Susantowati mengungkapkan, buku-buku karya Teguh dapat memaparkan filsafat dengan bahasa yang mudah dicerna sehingga memudahkan pembaca dalam mencerna konsepsi filsafat pemilu.
“Selamat kepada Prof Teguh untuk karya bukunya yang ke-43 ini,” kata Rini.
Hal senada pun dilontarkan oleh Rizky Pratama Karo-karo. Menurutnya, Teguh telah melawan “arus mainstream” dalam disiplin ilmu hukum dengan konsepsi filsafat pemilu dan pemilu bermartabat.
“Filsafat pemilu ini luar biasa, karena jika menyangkut filsafat, kebanyakan akademisi hukum membuat karya tentang filsafat hukum, dan itu pun berdasar filsafat barat,” jelasnya.
Sementara itu, Dwi Putra Nugraha menyebut bahwa buku ini merupakan perpaduan dari filsafat dan pemilu. Secara tersirat, ia mengutarakan buku ini dapat menjadi oase bagi sengkarut pelaksanaan pemilu di tanah air.
“Prof. Teguh bilang pemilu kita bernuansa liberal. Karya ini luar biasa, levelnya di atas disertasi,” ungkap Dwi. [Humas DKPP]