Palu, DKPP – Menjadi jurnalis yang mandiri dalam pemberitaan pemilu, diakui Anggota Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP), Didik Supriyanto banyak tantangan. Selain melibatkan masyarakat, penyelenggara, dan peserta. Pemilu juga sarat dengan kepentingan penguasa dan pemilik modal. Didik yang memiliki latar belakang jurnalis ini dapat memahami situasi yang dialami oleh para jurnalis.
Dalam kegiatan Ngetren Media (Ngobrol Etika Penyelenggara Pemilu) dengan Media yang diselenggarakan Palu, Sulawesi Tengah, Senin (16/11/2020) siang, Didik mengingatkan bahwa jurnalis pun memiliki kode etik.
“Jika berharap pemilu terlaksana sesuai prosedur hukum dan kode etik, maka wartawan juga harus menegakkan kode etiknya,” tegas Didik.
Menurut penggagas AJI (Aliansi Jurnalis Independen) ini, kemandirian dan keberanian untuk menyampaikan berita sesuai fakta dapat menjadi penentu kualitas penyelenggaraan pemilu. “Kualitas pemilu ditentukan oleh integritas penyelenggara dan integritas hasil, jurnalis berperan penting melalui pemberitaan yang benar,” kata Didik.
Sementara itu, narasumber praktisi media Kota Palu, Yardin Hasan meyakinkan Didik bahwa jurnalis di Sulawesi Tengah (Sulteng) berperan besar dalam rangka menyukseskan penyelenggaraan pemilu. “Jurnalis sulteng juga berkontribusi besar dalam penegakan kode etik bagi penyelenggara pemilu. 90% proses pengaduan pelanggaran kode etik ke DKPP adalah kontribusi dari teman-teman wartawan di Sulteng,” terangnya.
Anggota Tim Pemeriksa Daerah (TPD) Unsur Masyarakat, Muh Tavip, membenarkan pernyataan Yardin Hasan. Menurutnya, wartawan adalah unsur masyarakat yang memiliki kelebihan dalam penyampaian narasi melalui penulisan. “Jika keahlian itu disampaikan dalam bentuk pengaduan pelanggaran kode etik penyelenggara pemilu, maka dipastikan akan lebih efektif,” katanya.
Lebih lanjut Muh. Tavip berpendapat, minimnya jumlah pengaduan bukan jaminan berkualitasnya pemilu di Sulteng. Ia pun berharap, para jurnalis di Sulteng lebih pro aktif mensupport penyelenggaraan pemilu di Sulteng agar lebih berintegritas. “Soal tantangan yang dihadapi para jurnalis, itu adalah resiko perjuangan, tujuan utamanya adalah berakhir husnul khatimah,” pungkasnya. [Humas DKPP]