Ternate, DKPP – Dalam sepuluh tahun terakhir ini, demokrasi di dunia mengalami kemunduran. Pemilu di Amerika baru-baru ini misalnya, hampir sama dengan pemilu di Indonesia. Bahkan, menggunakan cara-cara menjegal kandidat lain.
Hal ini diungkap Anggota Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) Didik Supriyanto saat menjadi narasumber kegiatan ‘Seminar Nasional Penguatan Demokrasi Dan Integritas Pemilu Di Indonesia’, yang diselenggarakan di Kieraha Ballroom, Muara Hotel Kota Ternate pada Selasa (17/11/20). Seminar nasional ini adalah kerjasama antara DKPP dengan Fakultas Hukum Universitas Khairun, Ternate.
“Cara demokrasi dengan menghadang kandidat lainnya adalah cara yang tidak elegan dalam berdemokrasi, sehingga ini menandakan kemunduran demokrasi di Amerika,” kata DIdik.
Menurut Didik, Indonesia masuk dalam kategori Negara Demokrasi menurut International IDEA. Sementara dalam pandangan Economist Intelelligence Demokrasi Indonesia Semu. Sedangkan berdasar Freedom House Indonesia sebagian masih mengalami kemunduran. Lain halnya dengan BPS, Indonesia masuk kategori belum baik berdasar data. Indikator penilaian dalam indeks demokrasi Indonesia berdasarkan tiga kategori aspek yakni aspek kebebasan sipil, aspek hak-hak sipil, dan aspek lembaga demokrasi.
Pemilu yang baik belum tentu menghasilkan pemerintahan yang baik. Ada setidaknya empat indikator dalam demokrasi. Pertama, pemilu. Demokrasi tanpa pemilu adalah hal yang mustahil. “Tidak ada satu negara di dunia yang mengklaim sebagai negara yang demokratis tanpa adanya penyelenggaraan pemilu,” ungkap Didik.
Kedua pemerintahan yang efektif, legitimated, kuat, efektif, responsive dan anti korupsi. Dalam hal ini pemerintahan yang menjaga hak asasi, hak hidup, hak sejahtera dan hak keamanan, hak diberlakukan adil. Ketiga, masyarakat sipil harus pluralis, mandiri, asosiatif, dan artikulatif. Empat, pers yang independen dan bebas.
Pada akhir paparannya, Didik mengingatkan bahwa pemilu adalah hal yang kompleks, mulai dari proses pelaksanaan tahapan hingga hasil akhir yakni orang-orang yang terpilih. “Jika prosesnya berintegritas diharapkan akan menghasilkan namun calon yang berintegritas pula,” tutupnya. [Humas DKPP]