Jakarta, DKPP – Hari ini, Kamis
(14/9) ada pemandangan yang berbeda di ruang sidang DKPP. Biasanya, dalam
proses pemeriksaan dugaan pelanggaran kode etik, majelis DKPP menggunakan jas
berwarna hitam. Namun, kali ini majelis sidang menggunakan jas almamater
berwarna merah. Tidak hanya majelis sidang, para Pengadu, Teradu, Saksi dan Pengunjung
juga menggunakan jas yang sama. Mereka adalah mahasiswa jurusan politik dari
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta.
Dina Fadiyah, dosen ilmu politik
UTA’45 Jakarta menyampaikan bahwa dia sengaja mengajak anak didiknya ke DKPP
untuk belajar secara langsung tentang peradilan etik DKPP dengan melakukan
simulasi sidang kode etik. Dina berharap adanya simulasi yang dilakukan dapat
menjadikan anak didiknya tidak hanya menguasai teori namun juga praktik di
lapangan.
“Kami berharap dengan adanya
simulasi ini, mereka dapat belajar. Sehingga tidak hanya handal dalam menguasai
teori namun juga mampu menguasai praktik di lapangan,†ujar Dina.
Ditemui di sela-sela simulasi,
Arif Budiman selaku Plt Kasubbag Persidangan, yang menerima kedatangan
rombongan dari UTA’45 Jakarta menyampaikan apresiasinya terhadap semangat
belajar dari mahasiswa UTA’45 Jakarta.
“Kami mengapresiasi, artinya
Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu sebagai lembaga penegak kode etik bisa
menjadi tempat belajar bagi teman-teman mahasiswa UTA’45 Jakarta. Untuk belajar
bagaimana proses pemeriksaan dugaan pelanggaran kode etik penyelenggara pemilu,â€
kata Arif.
“Mudah-mudahan mereka dapat
belajar dari simulasi ini, dan menjadi pengalaman mereka bagaimana DKPP bekerja,â€
imbuhnya.
(Foto dan Berita: Irmawanti)