Manado, DKPP – Alfitra Salamm memberikan empat catatan terkait penyelenggaraan pemilu saat menjadi narasumber kegiatan Bimbingan Teknis Penyelenggara Dalam Rangka Penyelenggaraan Pilkada Serentak Tahun 2020 di Provinsi Sulawesi Utara, Kamis 30/1/2020 di Hotel Aryaduta, Kota Manado.
Pertama berkaitan dengan musibah yang terjadi di KPU RI. “Saya kira kejadian itu adalah pukulan yang sangat telak sekali bagi kita semua (penyelenggara-red). Ada rekan kita yang terjadi diduga telah melakukan pelanggaran pidana,” Alfitra mengawali paparannya.
Alfitra berharap perkara yang menimpa KPU tidak merembet ke daerah-daerah dan pelajaran bagi penyelenggara agar tidak terjadi hal-hal yang berkaitan dengan perkara-perkara pidana. “Saya rasa citra KPU pada bulan ini memang sangat terperosok. Saya sangat terpukul dengan image masyarakat terhadap KPU. Bagaimana dengan KPU daerah kalau KPU RI-nya saja seperti ini,? tanya Alfitra.
Kedua, Alfitra merasa bahagia dapat hadir di lingkungan penyelenggara pemilu di Sulawesi Utara. Menurut dia pertemuan ini merupakan momentum yang strategis. “Saya menganggap pertemuan ini sangat penting. DKPP, kami menagih janji saudara ketika disumpah dan dilantik menjadi komisioner. “Saudara sudah disumpah artinya saudara sudah berjanji untuk berkomitmen menyelenggarakan pemilu dengan sebaik baiknya. Jadi anggap saja bimtek ini sebagai bukti komitmen untuk tetap selalu menjaga integritas masing-masing,” katanya.
Ketiga, pengalaman perkara KPU kemarin menunjukkan bahwa ternyata integritas tidak bisa hanya dinilai dari pengalaman. “Bayangkan saja WS sudah hampir 12 tahun menjadi penyelenggara, ternyata ujiannya cukup berat. “Jadi integritas ini harus diuji tidak bisa hanya berdasarkan pengalaman saja,” lanjutnya
Ketiga, Alfitra mengajak penyelenggara pemilu tetap menjaga marwah KPU. “ Bagi saya pilkada serentak 23 september 2020 adalah momen bagi KPU untuk mengembalikan marwah. Cukup lama untuk mengembalikan marwah KPU,” tegas Alfita. Dia mencontohkan Mahkamah Konstitusi yang membutuhkan waktu hingga lebih dari dua tahun untuk memulihkan citranya kembali usai permasalahan yang menimpa ketuanya.
“Bagi saya Pilkada ini adalah momen penting. Jika pilkadanya semakin jelek atau semakin baik, saya khawatir jika semakin tidak berintegritas maka masyarakat tidak akan percaya lagi kepada KPU,” sambungnya.
Empat, berdasarkan laporan yang masuk ke DKPP justru laporan masuk banyak berasal dari kabupaten/kota. “Saya berharap jangan lagi ada laporan yang masuk dari kabupaten kota. Alfitra kembali mengingatkan kembali kepada penyelenggara pemilu untuk selalu menjaga integritas.
Narasumber lain yang hadir dalam bimtek ini adalah Ketua Bawaslu Prov. Sulut, Herwyn J. Malonda dan Jurist Precisely Sitepu, SH. MH,Asisten Perdata dan Tata Usaha Negara (Asdatun) Kejati Prov. Sulut. Hadir juga Ketua dan Anggota KPU Prov. Sulut Ardiles Mewoh, Yessy Momongan, Meidy Yafeth Tinangon, Lanny Anggriany Ointu, dan Salman Saelangi. Sedangkan peserta bimtek terdiri dari Ketua, Anggota dan Sekretaris KPU Kabupaten/Kota se-Provinsi Sulawesi Utara. [Humas DKPP]