Pontianak,
DKPP – Anggota Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu Alfitra Salam menyampaikan
harapan agar seluruh mahasiswa di Pontianak mengambil peran aktif dalam
penyelenggaraan Pilkada Tahun 2018. Hal ini disampaikan saat dirinya didaulat
menjadi Pemateri Dialog Publik Nasional Himpunan Mahasiswa Ilmu Politik
Universitas Tanjungpura, di Ballroom Hotel Kapuas Palace Pontianak pada Kamis
(3/5). Peran aktif yang dimaksudkan disini dapat berupa pengawasan partisipatif
maupun aktif melapor bentuk-bentuk pelanggaran etika didalam pelaksanaan
Pilkada.
Alfitra
dalam paparannya menyampaikan potensi-potensi pelanggaran etika penyelenggara
pemilu terutama masalah integritas. Bagaimana seorang penyelenggara menjaga hubungan
baik, memberi jarak dan porsi yang sama kepada semua paslon. Dalam bentuk yang
kongkret semisal menghindari pertemuan-pertemuan yang tidak resmi atau di
warung kopi, kemudian berhati-hati dalam penggunaan media sosial, mengeluarkan
statement-statement di facebook dan atau masuk dalam satu grup WhatsApp dengan
paslon.
“Pelaksanaan
Pilkada 2018 mendatang, bertepatan dengan dua bulan suci (Ramadan dan Idul
Fitri, red). Maka, penyelenggara harus bisa membedakan mana sedekah yang
merupakan instruksi Tuhan, mana sedekah instruksi paslon,†tutur dia.
Sebab,
lanjut dia, sedekah ini bisa jadi adalah politk uang. Hal ini yang harus
diwaspadi oleh jajaran penyelenggara karena merupakan titik rawan terhadap
potensi pelanggaran.
“DKPP
berharap adik-adik mahasiswa disini aktif menjaga pelaksanaan pemilu yang lebih
baik dan berintegritas. Laporkan jika menemukan pelanggaran dengan minimal dua
alat bukti,†lanjut dia.
Mengusung
tema Dengan Semangat 20 Tahun Reformasi Kita Bangun Peradaban Demokrasi,
No Politik Uang dan No Politik SARA dalam Pilkada dialog publik nasional
ini, dihadiri oleh jajaran Penyelenggara Pemilu, OKP, media massa, ormas, serta
mahasiswa se-Pontianak. [Nurkhotimah]