Semarang, DKPP – Masih dalam
seminar Nasional yang diselenggarakan oleh Youth Intellectual Conference and
Woman National Conference 2015 (YICWNC), Minggu 11/10 di Semarang. Prof. Jimly
memaparkan dua aspek dalam kepemimpinan. Yang pertama adalah aspek persona
sedangkan yang kedua adalah aspek sistem.
“Semakin besar dan
modern suatu organisasi, peranan sistem itu semakin penting. Semakin kecil
suatu organisasi, semakin tradisional peranan orang makin penting. Ini antara
figure dan sistem. Mana yang lebih penting? Ya keduanya itu sama penting. Tapi
yang lebih bagus lagi, jika sistemnya baik dan orangnya juga baik,†papar Jimly
“Tapi kadang-kadang
kita melihat ada sistemnya baik, orangnya buruk, orang itu dipengaruhi dari
sistem maka dia jadi baik. Adalagi sistemnya buruk jikalau orangnya baik, maka
sistem itu dengan kekuatan leadership orang
yang bersangkutan dan dengan keikhlasan dia bekerja maka sistemnya dia
perbaiki,†lanjut dia.
Menurut Guru Besar
Hukum Tata Negara Universitas Indonesia ini terkait orang dan sistem ini adalah
dua hal ini selalu diperdebatkan dan di dalam ilmu hukum ada istilah The Rule Of Law Not The Rule Of A Man. Artinya
kepemimpinan itu sebenarnya oleh aturan (of law) dan bukan bukan oleh orang (of man). Orang itu
hanya wayang, berganti, bergiliran sedangkan sistem aturan adalah permanen.
“Orang itu kan bergiliran
makanya ada aturan The Rule Of Law Not Of
Man. Itulah prinsip negara hukum. Kita tidak boleh tunduk kepada
perintah atasan yang kita yakini melanggar aturan, tidak boleh itu!†tegas
Jimly.
“Kultur
kepemimpinan dan budaya politik kita masih mengutamakan figur, kita masih
mengkultuskan individu pemimpin. Itu dalam pengertian modern tidak tepat. Yang
tepat itu kita harus mengutamakan sistem. Figur itu hanya wayang. Jikalau dia
bisa jadikan role model dari sistem maka dia kita ikuti, jika tidak ya tidak,â€
lanjutnya.
Menurut mantan
Ketua MK RI ini untuk negara yang sedang berkembang seperti negara kita ini
maka kita tidak bisa melepaskan diri dari keduanya. Lebih lanjut Prof. Jimly menjelaskan
kriteria pemimpin yang baik, dari sudut pandang sistem. pertama bahwa pemimpin
itu tanggungjawabnya membangun sistem atau system building. Kedua, bahwa pemimpin yang baik itu harus memastikan
sistem itu berfungsi, sistem itu bekerja, bukan hanya ditulis di atas kertas. ketiga
bahwa pemimpin yang baik itu harus memastikan sistem itu ditegakkan dengan
paksa bilamana perlu. Keempat, pemimpin yang baik harus menjadi role model,
harus menjadi teladan.
“Jadi, law enforcement itu adalah ciri jika pemimpin
bekerja dengan baik,†tutup Jimly.
[Diah Widyawati_3].