Jakarta, DKPP – Selasa sore (17/5), staf Publikasi dan
Sosialisasi Kode Etik DKPP kembali
mendapatkan pencerahan terkait menulis opini yang baik. Pertemuan ini dimentori tiga Redaktur
Opini Tempo.
Mereka memberikan kiat-kiat dalam menulis opini
agar bisa tembus di media.
Ini adalah pertemuan kali
ketiga di Klinik Menulis Opini yang diselenggarakan Tempo Institute, Grup Tempo, yang berlokasi
di Gedung Tempo Lt.3 Jalan Palmerah
Barat Nomor 8. Pelatihan ini diadakan setiap Selasa di Bulan Mei dari pukul
16.00 s.d 20.00 WIB. Peserta dari Sub Bagian Publikasi dan Sosialisasi Kode
Etik DKPP yang ditugaskan adalah Irmawanti, Nur Khotimah dan Teten Jamaludin,
beserta Tim Asistensi Diah Widyawati.
Tiga Redaktur Tempo yang juga sekaligus
mentor: Yos Rizal
Suriadji, Idrus Shahab, dan Kurniawan. Ketiga
mentor memeriksa dan mereview tulisan peserta yang telah
ditugaskan pada
pertemuan kedua lalu. Mereka memeriksa: penentuan judul, diksi atau pemilihan kata, dan argumentasi.
Selanjutnya, mereka
memberikan tips dan kiat-kiat bagaimana
menulis opini agar layak muat media. Kurniawan, salah satu mentor sekaligus
Redaktur Tempo, memberikan informasi pokok. Menurutnya, satu hal yang penting
dan perlu diketahui penulis sebelum menulis opini adalah menentukan spesialis. Minat
apa yang dikuasai dan kesesuaian dengan latar belakang pendidikan, karena
kompetensi seorang penulislah yang paling berpengaruh terhadap apa yang
ditulisnya.
“Bagaimana orang bisa percaya
terhadap seorang penulis bila semua hal dia kemukakan. Seorang Harry A. Poeze
saja hanya akan berkomentar atau berpendapat bila ditanya tentang Tan Malaka.
Selain itu, dia tidak akan mau, karena dia ahlinya di situ,†katanya.
Kemudian, peserta juga diberikan kiat terkait
teknik penulisan. Pertama adalah ide. Ide ini bisa muncul atau terinspirasi
dari sebuah peristiwa, foto, atau berita. Kedua, lakukan riset data. Data bisa
diperoleh dari berita, kliping, buku, jurnal, dan lain sebagainya. Data yang
sudah dimiliki ini kemudian dipilah.
“Saat melakukan riset atau
mencari data-data, kita ambil data yang sesuai atau relevan dengan permasalahan
yang akan kita tulis. Data-data itulah yang menjadi bobot dari argumentasi kita dalam
tulisan,†ujarnya.
Selanjutnya, lanjut pria yang
akrab disapa Iwang ini, setelah dilakukan riset, buatlah outlinenya. Outline ini
sebagai panduan agar tidak melenceng dari tema atau angle yang akan kita tulis. “Seorang J.K Rowling saja dalam membuat
novel Harry Potter, sebelum menulis ia terlebih dahulu membuat outline,†ujarnya.
Langkah berikutnya adalah menulis.
Menulislah dengan kalimat yang pendek. Hal ini bertujuan untuk memudahkan
pembaca dalam membaca artikel atau opini.
“Layaknya sebuah lagu, buatlah
satu kalimat itu dalam satu nafas,†imbuhnya.
Dan yang terakhir adalah
mengedit atau menyunting tulisan. â€Baca kembali tulisan kita sendiri,â€
tutupnya. [Nur Khotimah]