Surabaya, DKPP – Ketua
KPU RI Arif Budiman memberikan apresiasi terhadap acara Pendidikan Etik
Penyelenggara Pemilu se-Provinsi Jawa Timur di Kota Surabaya, Jumat (7/12/2018)
malam. Dalam penutupan ini hadir pula Ketua Bawaslu RI Abhan, ketua KPU
Provinsi Jawa Timur dan Bawaslu Jawa Timur.
“Suasana seperti ini
membuat saya senang. Saya memberi apresiasi karena DKPP memberi ruang supaya
KPU dan Bawaslu sering acara bareng-bareng. Tiap bulan kita ketemu dengan
Bawaslu. Tapi saya mendengar di banyak tempat, Jatim yang lebih sering KPU dan
Bawaslu mengadakan rakor bersama. Ini bisa menjadi role model untuk Indonesia.
Jatim mesti memberikan catatan positif, dan menjadi contoh bagi tempat-tempat
yang lain. Jatim harus membuat kreasi yang baik. Selain memberikan catatan
tentang kisruhnya. Tapi ngga apa apa (kisruhnya, red) untuk dijadikan
pelajaran. Yang negatif-negatif dikurangi, yang positif ditambah,†katanya.
Arif mendorong kepada
penyelenggara Pemilu di daerah untuk membuat terobosan-terobosan kreatif.
Misalnya, kantor yang baik dan nyaman, Situng yang baik, rekapitulasi suara
yang baik. “Pasti ini menjadi cerita yang baik, bagi daerah-daerah yang lain.
Apabila ada kreasi yang baik dari daerah, tidak menutup kemungkinan akan
jadikan kebijakan nasional,†katanya.
Arif menjelaskan bahwa
bagian penting dari Pemilu adalah bagaimana membangun kepercayaan publik
terhadap penyelenggara Pemilu. Apabila masyarakat sudah percaya terhadap
penyelenggara Pemilu, maka mereka akan percaya juga pada prosesnya.
Apabila proses
Pemilunya sudah dipercaya, maka hasilnya juga akan dipercaya. Bila hasilnya
sudah dipercaya oleh publik maka tidak akan terjadi konflik. “Konflik yang terjadi adalah karena adanya
ketidakpercayaan publik terhadap penyelenggara Pemilu. Tidak percaya karena
penyelenggara Pemilu tidak beretika. Jadi etika sangatlah mendasar,†beber
mantan komisioner KPU Provinsi Jawa Timur itu. [Teten Jamaludin]