Jakarta, DKPP – Tahapan Pemilu 2019 telah berjalan lima bulan sejak dimulai pada 23 September 2018 lalu. Kampanye merupakan bagian dari pendidikan politik masyarakat dan dilaksanakan secara bertanggung jawab. Salah satu metode kampanye adalah debat Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden. Sebelumnya pada pada 17 Januari lalu telah diadakan Debat Pertama Calon Presiden dan Wakil Presiden untuk Pemilu 2019.
Pada debat kedua ini masyarakat selain dapat menyaksikan secara langsung melalui televisi, mereka juga menyaksikan jalannya debat dalam kegiatan nonton bareng (nobar) yang diselenggarakan oleh masing-masing pendukung di ruangan terbuka.
Untuk debat kedua yang berlangsung pada 17 Februari 2019 misalnya, terpantau masing-masing pendukung menggelar nobar di berbagai daerah. Di Jakarta saja, terdapat beberapa titik nobar debat Capres yang diselenggarakan oleh sejumlah partai maupun relawan masing-masing paslon.
Dari pendukung Joko Widodo-Ma’ruf Amin, diketahui DPD Golkar DKI Jakarta menyelenggarakan nobar di markasnya yang terletak di Jalan Pegangsaan Raya, Jakarta Pusat. Di saat yang bersamaan, kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pun mengadakan kegiatan serupa di kantor Sekretariat Nasional (Seknas) Prabowo-Sandi di kawasan Menteng, Jakarta.
Anggota Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP), Alfitra Salamm berpendapat bahwa seharusnya kegiatan nobar ini dapat melokalisir dan mengurangi ketegangan di antara pendukung kedua paslon.
“Saya berharap nonton bareng ini bukan hanya sekadar kumpul-kumpul, tapi masyarakat benar-benar dapat memahami visi dan misi calon presiden dan wakil presiden ke depannya,” kata Alfitra di lokasi debat, Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2/2019).
Menurutnya, debat antara kedua paslon ini merupakan tahapan yang paling penting karena dapat menaikkan atau menurunkan elektabilitas para kontestan.
Ia pun berharap agar masyarakat lebih menekankan pada pendalaman visi misi kedua paslon, alih-alih mempertajam perbedaan yang berpotensi memicu ketegangan. Dengan demikian, masyarakat dapat lebih mengetahui kualitas calon yang akan dipilihnya pada 17 April 2019.
“Memahami visi misi calon presiden dan wakil presiden berkaitan dengan tema-tema yang disampaikan pada debat malam ini khususnya dengan seberapa jauh visi misi ini memperjuangkan masyarakat,” jelas Alfitra.
Ia pun meminta KPU untuk memperbaiki teknis debat kedua agar kekurangan-kekurangan yang terdapat pada debat pertama tak terulang lagi, sehingga masyarakat dapat memahami secara utuh pemaparan masing-masing kandidat.
“DKPP ingin tahapan ini benar-benar bisa dimanfaatkan oleh masyarakat tentang bagaimana visi dan misi calon presiden dan wakil presiden ke depan,” tutup pria asal Pekanbaru ini. [Wildan_Dio]